Selain itu, diperlukan tindakan yang cepat dari pihak produsen dan otoritas kesehatan setempat untuk menangani masalah tersebut.
Baca Juga: MASIH DITUNGGU, THR Honorer dan TPP ASN Belum Cair Hingga Kini, Sekda Ungkap Alasannya
Metode analisis yang digunakan oleh Taiwan FDA untuk mengukur kandungan EtO pada produk mi instan adalah dengan menggunakan metode penentuan kandungan 2-Chloro Ethanol (2-CE) yang kemudian dikonversi menjadi kandungan EtO.
Hasil dari uji tersebut menyatakan bahwa kandungan EtO memiliki 0,187 ppm. Itu artinya kandungan tersebut setara dengan kandungan 2-CE sebesar 0,34 ppm.
Metode analisis ini umumnya digunakan untuk mengukur kandungan EtO pada produk makanan dan minuman, karena EtO dapat digunakan sebagai bahan pengawet dan sterilisasi.
Namun, penggunaannya dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping kesehatan yang serius, termasuk kanker dan gangguan pernapasan.
Dalam hal ini, hasil uji kandungan 2-CE yang setara dengan kandungan EtO pada produk mi instan merek "Indomie Rasa Ayam Spesial" sebesar 0,34 ppm melebihi batas maksimum yang diizinkan oleh Taiwan FDA, yaitu 0,05 ppm.
Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk menangani masalah ini, termasuk penarikan produk dari pasar dan perbaikan proses produksi untuk memastikan keamanan produk.