Apa itu Penyakit Sifilis? Kenali Penularan, Pencegahan, dan 4 Tahapan Perkembangannya, Berikut Ini Ulasannya

- 26 Mei 2023, 17:53 WIB
Ilustrasi setia kepada satu pasangan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit sifilis
Ilustrasi setia kepada satu pasangan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit sifilis /Pexels/

BERITASOLORAYA.com– Kementerian Kesehatan atau Kemenkes baru-baru ini mengungkapkan kasus penyakit sifilis atau raja singa meningkat di lima tahun terakhir (2016 – 2022).

Namun, peningkatan terhadap kasus penyakit sifilis tidak diiringi dengan pengobatan pasien. Berdasarkan data Kemenkes, hanya 40 persen saja dari pasien ibu hamil penderita sifilis yang diobati.

Padahal dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman CDC yang diakses pada 26 Mei 2023, penyakit sifilis yang tidak diobati dapat menyebabkan permasalahan kesehatan yang lebih serius lagi.

Baca Juga: TERBAIK, TOP 10 SMA di Kabupaten Bogor versi LTMPT, Rekomendasi Daftar PPDB 2023

Apalagi ibu hamil yang menderita sifilis berpotensi menularkan hingga menimbulkan cacat kepada anak yang dilahirkannya kelak.

Oleh karena itu, yuk, sama-sama peduli dengan penyakit sifilis ini. Ketahui dan kenali cara penularan, pencegahan, dan empat tahapan perkembangan penyakit sifilis beserta dengan gejala dan tanda-tandanya.

Berikut ulasan seputar penyakit sifilis yang menjadi salah satu dari penyakit menular seksual dan dikenal juga dengan sebutan raja singa.

Baca Juga: BERITA BAHAGIA, Kemenpan RB dan Kemendikbud Bakal Buka lagi Pengusulan Kebutuhan PPPK, Masih Ada Peluang?

  1. Bagaimanakah Penularan Penyakit Sifilis (Raja Singa) ini?

Penularan utama dari penyakit sifilis atau raja singa adalah melalui kontak langsung dengan luka sifilis selama berhubungan seksual baik secara vaginal, anal, maupun oral.

Sementara kontak dengan benda-benda si penderita seperti pakaian, peralatan makan, dan lainnya tidak menularkan penyakitnya (sifilis).

Baca Juga: INFO KEMDIKBUD: 19 Juli Guru PNS Kategori Ini Bersiap Ikut Pengangkatan dan Pelantikan ke JF Ahli Pertama...

Penularan penyakit sifilis dalam bentuk lainnya yakni dari ibu hamil penderita sifilis ke anak dalam kandungannya.

  1. Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Tertular Penyakit Sifilis?

Cara yang paling ampuh yakni menghindari faktor penularan utama penyakit sifilis, yaitu tidak melakukan hubungan seksual secara bebas.

Baca Juga: Tabel KUR Angsuran BRI Termurah, Bunga 6 Persen, Cair Sampai Rp100 Juta, Simak Syarat dan Cara Pengajuan

Apabila sudah terlanjur, lakukan hal ini untuk meminimalisir penularan sifilis:

- Usahakan untuk berhubungan dengan pasangan yang telah diuji tidak menderita sifilis.

- Usahakan untuk berhubungan monogami (satu pasangan) saja dalam jangka panjang.

Baca Juga: TERBARU, Ini Kata Kemenpan RB Perihal Pengadaan PPPK 2023, Ada Terobosan Baru?

- Usahakan untuk menggunakan kondom dengan benar setiap kali berhubungan seks.

Sebagai informasi, peran kondom dalam mencegah penularan penyakit sifilis yakni mencegah atau menghalangi kontak dengan luka dari penderita sifilis.

  1. Apa Saja Tahapan Perkembangan Penyakit Sifilis?

Baca Juga: YANG DITUNGGU! Kemenag Umumkan Kabar Bahagia, Pencairan Tunjangan Insentif Guru dan TPG Sudah Cair sampai…

Tahap Primer

Pada tahap ini satu atau banyak luka mulai terbentuk baik di dalam, atas, atau sekitar alat kelamin pria/ wanita, dubur, maupun bibir atau mulut.

Pada umumnya, luka yang terbentuk tidak terasa nyeri, bulat, dan kencang. Rasa sakit atau nyeri pada luka umumnya terjadi pada 3-6 minggu kemudian.

Baca Juga: 5 Hari Lagi PPG Prajabatan Tahun 2023 Dibuka, Cek Syaratnya

Apabila pada tahap ini Anda telah menyadari dan mendapatkan pengobatan, maka setelah luka tersebut hilang, tetaplah untuk menjalani pengobatan untuk menghentikan infeksi dan penyakit sifilis tidak berlanjut ke tahap sekunder.

Tahap Sekunder

Mulai terbentuk ruam pada kulit di salah satu atau lebih area tubuh penderita, biasanya di telapak tangan/ kaki.

Baca Juga: INFO TERBARU, Dinas Pendidikan Jawa Barat Ungkap Alur Pendaftaran PPDB SMA Jalur Afirmasi KETM, Cek…

Pada umumnya, ruam yang terbentuk terasa kasar, berwarna merah/ coklat kemerahan/ samar hingga penderita tidak menyadarinya, serta tidak gatal.

Ruam akan segera terbentuk ketika luka utama sembuh atau beberapa minggu setelahnya. Selain ruam, gejala lain yang mungkin dialami penderita, yakni demam, bengkaknya kelenjar getah bening, sakit tenggorokan dan kepala.

Kemudian rambut rontok, berat badan turun, nyeri otot, hingga merasa kelelahan yang amat sangat. Apabila masih belum mendapatkan pengobatan, maka dari tahap sekunder penyakit sifilis ini dapat meningkat menjadi tahap laten bahkan tahap tersier.

Baca Juga: CATAT, Guru Kategori Ini Bersiap Ikut Uji Kompetensi Maksimal 19 Juni 2023, Rilis SE Kemdikbud Ristek

Tahap Laten

Pada tahap ini tidak ada tanda dan gejala khusus, sehingga penderita mungkin tidak menyadarinya bahkan hingga bertahun-tahun lamanya.

Kondisi ini yang membuat penderita terlena, padahal sangat berbahaya bila dibiarkan begitu saja, penyakit sifilis dapat meningkat ke tahap tersier.

Baca Juga: Kabar Baik, Kursi Tegak di Kereta Api Kelas Ekonomi Akan Berubah Jadi Lebih Mewah, Simak Selengkapnya..

Tahap Tersier

Tahap tersier dari penyakit sifilis dapat terjadi dalam kurun waktu 10 – 30 tahun dari pertama kali infeksi dimulai.

Penyakit sifilis yang dinyatakan sudah tahap tersier berarti telah menyebar, mempengaruhi, dan merusak banyak sistem organ di dalam tubuh penderita.

Baca Juga: INSTAGRAMABLE BANGET! 4 Rekomendasi Wisata di Malang Ini Selalu Bikin Pengunjung Nyaman

Apabila penyakit sifilis telah sampai pada tahap ini, maka kemungkinan terburuknya adalah kematian. Para ahli biasanya dapat mendiagnosis sifilis tersier melalui beberapa tes.

Demikianlah cara penularan, pencegahan, dan tahapan perkembangan penyakit sifilis. Semoga menjadi perhatian kita bersama agar tidak lagi dijumpai kasus serupa.***

Editor: Endah Primasari Utami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x