Materi Kultum Ramadhan 2022 dari Buya Yahya Mengenai Bid'ah

11 April 2022, 06:47 WIB
Ilustrasi. Buya Yahya menyampaikan materi kultum Ramadhan 2022 mengenai Bid'ah /Pexels.com/MEZAHDIA

 

BERITASOLORAYA.com – Materi kultum Ramadhan pada hari ke-8 yang disampaikan oleh Buya Yahya berisi kajian mengenai bid'ah.

Dilansir BeritaSoloRaya.com melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, inilah materi kultum Ramadhan ke-8 oleh Buya Yahya pada Minggu, 11 April 2022.

"Banyak sekali definisi bid'ah, diantaranya kami sangat cenderung dengan definisinya Imam As-Syatibi bahwa bid'ah yaitu cara beragama yang diada-ada. Artinya sesuatu yang dikembalikan kepada Al Quran dan Hadist tidak bisa-bisa," kata Buya Yahya.

Baca Juga: Seseorang Berpuasa namun Tidak Sholat Wajib? Begini Pandangan Buya Hamka

Beliau mencontohkan bid'ah yang dimaksud dalam definisi tersebut seperti, membuat sholat wajib baru, yaitu sholat wajib dengan waktu ke-6 yang mana tujuannya adalah seseorang merasa kurang dalam beribadah.

“Makanya jika seseorang melakukan ibadah tapi bisa dikembalikan kepada Hadist Nabi Muhammad saw, biarpun dimasukkan ke dalam dalil umum maka tidak akan disebut dengan bid'ah,” jelas beliau.

Misalnya jika seseorang berkumpul ingin membaca dzikir, maka kegiatan ibadah tersebut bisa dimasukkan ke dalam dalil umum dan itu termasuk dianjurkan.

Menurutnya jangan sampai kita mengatakan bahwa berdzikir dengan berkumpul merupakan sesuatu yang bid'ah.

Baca Juga: Mengejutkan! Jennie BLACKPINK Tunjukkan Gaya Rambut Barunya, Begini Respon Netizen

"Sehingga dengan adanya rambu-rambu ini nggak akan gampang mengatakan bahwa berdzikir dengan berkumpul ini adalah bid'ah. Ketika kita mengetahui sesuatu amalan yang dianggap bid'ah, kita cek lagi," jelasnya.

"Banyak sekali amalan yang diduga bid'ah oleh sebagian hamba Allah SWT padahal ada hujjahnya, ada dalilnya," sambung Buya Yahya.

Buya Yahya juga menuturkan sering sekali terdengar bahwa dalam bermadzhab adalah bid'ah, karena orang tidak perlu bermadzhab.

Bahasa yang digunakan oleh hamba Allah tersebut terdengar istimewa, yaitu kita harus kembali kepada kitab dan sunnah, sudah cukup dengan adanya Al Quran dan Hadist nabi.

Baca Juga: Performa V BTS Mendominasi Panggung 'PTD on Stage' Las Vegas, Penggemar Heboh di Hari Ke-2

"Hanya pertanyaannya, bagaimana caranya kita kembali kepada Al Quran dan Hadist nabi? Hadits arbain nawawiyah saja tidak kenal apalagi hadits-hadist ahkam," ucapnya.

"Maka, kembalilah kepada Al Quran melalui ulama, caranya ulama. Ya caranya imam syafi'i, caranya imam malik, caranya imam hambali, caranya imam ahmad ibn Hanbal" sambung Buya Yahya.

Maka sesungguhnya orang yang benar-benar kembali kepada Al Quran dan Hadist adalah mereka yang bermadzhab.

Justru jika dibukakan secara lebar, seseorang yang langsung kembali kepada Al Quran dan Hadist ketika ada perintah sholat tidak memakai perkataan ulama, tidak akan pernah tahu, kapan mereka bisa sholat.

Baca Juga: Visual Kim Garam LE SSERAFIM, Buat Netizen Terpukau Karena Kecantikannya Ketika Diperkenalkan

Karena harus tahu bagaimana cara ruku dan lain sebagainya dan ternyata ulama sudah menjelaskan secara runtut tentang sholat.

"Bahkan setiap Hadist pun kadang dipahami oleh Imam Hanafi begini, masalah Al Fatihah bukan sebuah kefardhuan dalam madzhab imam Hanafi," jelasnya.

"Mazhab Imam Syafii begini ternyata ada fatihah, kemudian membaca bismillah berbeda ulama. Bukan berarti mereka itu bermusuhan karena cara pemahamannya, karena mereka memahami ada metodologinya ada dasarnya," sambung Buya Yahya.

Buya menuturkan bahwa berbicara tentang manhaj salaf itu adalah madzhab ini. Hakikat manhaj orang bermadzhab inilah manhaj salaf karena bagaimana kembali kepada Al Quran dan Hadist melalui ulama.

Baca Juga: Sebut Wonder Girls Pembuka Jalan untuk Stray Kids di Billboard, J.Y. Park Dapat Reaksi Negatif dari Netizen

Selain itu Buya Yahya juga menjelaskan mengenai mazhab. Dimana dalam penjelasannya bahwa madzhab adalah cara kembali kepada Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW.

Contohnya, jika mengikuti Imam Syafii yang mana ilmu Imam Syafii kemudian dijelaskan oleh muridnya dan disebarkan sehingga menjadi madzhab-madzhab imam Syafi'i.

Nah disini berarti bahwa cara kembali kepada Al Quran dan Hadist melalui caranya Imam Syafii biarpun didalamnya ada perbedaan.

"Secara hakikat seorang muslim harus bermadzhab, kecuali orang mujtahid yang mutlak bisa mengambil hukum dari Al quran dan hadist. Namun sekarang tidak ada orang mujtahid." kata Buya Yahya.

Baca Juga: BTS Selalu Direndahkan, RM Ucapkan Ini ke Haters Bikin Netizen Prihatin

Mungkin hari ini masih saja ada orang yang berijtihad tentang hukum fikih tapi untuk urusan Hadits mengikuti Bukhari Muslim.

Bermadzhab atau bertaqlid pada saat ini adalah keharusan. Saat seseorang mengatakan tidak boleh bermazhab itu hukumnya haram dan bid'ah sejatinya orang itu pun merupakan taqlid kepada orang.

Wallahualam bishawab.***

 

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: YouTube Al-Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler