Network
BERITASOLORAYA.com – Isra Mi’raj merupakan peristiwa penting dan bersejarah dalam agama Islam.
Ketika Isra Mi’raj, Nabi Muhammad melakukan perjalanan menuju langit ketujuh atau disebut Sidratul Muntaha.
Namun ketika Nabi melaksanakan Isra Mi’raj apakah bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala?
Baca Juga: Kisah Perjalanan Anggota Trainee Yorch Yongsin, Dulu Aktor Thailand Kini Jadi Trainee A Big Hit
Buya Yahya memberikan penjelasan yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Selasa, 4 April 2017.
Seperti yang diketahui bersama, Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta beserta seluruh isinya.
Untuk itu, Buya Yahya menerangkan bahwa sesungguhnya Allah tidak memerlukan tempat, sebagaimana tempat manusia di bumi ini.
Baca Juga: Lirik lagu ‘Ibu’ oleh Iwan Fals yang Menyentuh Hati
“Allah tidak butuh tempat. Tetapi Allah menciptakan tempat,” ujar Buya Yahya.
Ketika peristiwa Isra Mi’raj, terdapat riwayat bahwa Allah memang berbicara dengan Nabi Muhammad.
“Allah berdialog dengan Nabi Muhammad, di suatu tempat yang tidak mampu dijamah oleh siapapun, dan hanya Nabi Muhammad saja yang bisa, dan saat itu Nabi Muhammad berbicara langsung dengan Allah,” tutur Buya Yahya
Baca Juga: Wajib Tahu! 6 Manfaat Lari Sore Ini Sayang untuk Dilewatkan
Tempat tersebut tidak mampu dijangkau oleh akal manusia tetapi harus diyakini bahwa memang tempat itu ada.
Hal yang harus digaris bawahi adalah langit ketujuh itu merupakan tempat Nabi Muhammad, bukan tempat Allah. Sebab memang Allah tidak memerlukan tempat.
Meskipun Allah tidak nampak wujudnya secara kasat mata, tetapi aqidah yang dimiliki umat muslim haruslah kuat.
Bahwa Allah itu ada dan menguasai seluruh alam semesta ini.
“Allah itu menguasai semua tempat, tidak ada di semesta ini yang tidak dikuasai oleh Allah,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa Allah ada dimana-mana.
Baca Juga: Resmi! Kangnam Telah Lulus Ujian Naturalisasi, Kini Jadi Warga Negara Korea
“Allah tidak butuh mana-mana, tetapi Allah yang menciptakan mana-mana,” ujar Buya Yahya.
Menurut keterangan dari beberapa ulama, ada mengatakan bahwa saat itu Nabi Muhammad dapat melihat Allah secara langsung, namun juga ada yang berpendapat sebaliknya.
Buya Yahya menegaskan bahwa sebisa mungkin sebagai umat Islam harus tuntas dalam hal akidah. Sebab tanpa adanya akidah yang kuat maka hanya akan menimbulkan pertanyaan yang sudah pasti menjadi kuasa Allah.
Baca Juga: Apakah Nabi Berubah Menjadi Cahaya saat Peristiwa Isra Mi’raj? Buya Yahya Menjawab
Wallahu a’lam.***
