Khutbah Jum'at yang Bertema Mempelajari Tauladan Bisnis ala Rasulullah yang Berguna bagi Umat

- 20 Mei 2022, 06:56 WIB
Ilustrasi pasar tradisional
Ilustrasi pasar tradisional /Pixabay.com/PhotoMIX-Company/

BERITASOLORAYA.com- Khutbah Jum'at dihadirkan dengan beberapa tema sesuai momentum dan kebutuhan umat.

Kali ini akan disajikan Khutbah Jum'at dengan tema 'Meneladani Bisnis ala Rasulullah'. Tema ini dapat dijadikan pembelajaran bagi kaum muda maupun yang sudah tua.

Berikut Khutbah Jum'at secara lengkapnya yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman MUI Lampung.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Surakarta 20 Mei 2022, Hari Ini: Sejak Pagi Berawan, Sore Hujan Lebat

Khutbah Jum'at

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam merupakan teladan bagi kita semua yang benar-benar menginginkan Ridho Allah Swt dan menginginkan kebahagiaan ketika hidup di akhirat nanti.

'Laqod kaana lakum fi rasulillah uswatun hasanah liman kaana yarjullaha wal yaumil akhir'.

Salah satu aspek yang perlu menjadi sebuah teladan adalah cara Rasulullah SAW dalam berbisnis. Sejarah mencatat bahwa Rasulullah memulai bisnis sejak usia muda.

Pamannya, Abu Thalib sering mengajak Rasulullah melakukan perjalanan untuk bisnis berdagang hingga Syam.

Negeri Syam saat ini menjadi beberapa negara, seperti negara Syiria, Lebanon, Yordania dan negara Palestina.

Baca Juga: Kenali Autisme, Ini Penjelasan Terkait Penyebab dan Gejalanya

Kemudian, Rasulullah memperistri Khadijah RA, seorang janda kaya raya dan memberikan kepercayaan kepada beliau untuk mengelola bisnis.

Bisnis Khadijah RA semakin berkembang ditangan Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam.

Hasil bisnis Khadijah RA yang dikembangkan Rasulullah itulah yang menjadi bekal perjuangan dalam berdakwah menyebarkan islam setelah menjadi Rasul.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Prinsip-prinsip moral yang dipegang teguh oleh setiap muslim, sebagaimana akhlaq Rasulullah SAW didasarkan pada Al-Quran, "Kana khuluquhu al-Quran".

Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk berbisnis dengan jujur dan adil.

Melarang berbisnis dengan sengaja merugikan orang lain. Melarang menyembunyikan barang dagangan yang jelek agar tidak diketahui pembeli.

Praktek itulah yang disebut dengan bai’ul gharar yang berarti dilarang. Itu juga yang disaksikan oleh Maisaroh, pembantu Khadijah RA.

Selain itu, kejujuran dengan mitra dagangnya, Rasulullah dikenal sebagai orang yang teguh amanah.

Rasulullah bersabda yang artinya:

“ Janganlah kamu menghianati orang memberi amanah meskipun kepada orang yang pernah menghianati engkau”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Baca Juga: Lirik lagu Tukar Jiwa oleh Tulus, Cocok Didengarkan Saat Ingin Dimengerti

Kejujuran yang menjadi ciri utama bisnis ala Nabi Muhammad SAW dengan mengedepankan filosofi yang bersumber dari nilai-nilai spritual (agama) yang diajarkan oleh Allah Swt.

Allah Maha Melihat, bisnis yang dilakukan seorang hamba tidak terlepas dari pengawasan Allah Swt.

Sebagimana firman Allah yang artinya:

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarahpun dia akan melihat balasannya pula”. (Qs. al-zalzalah: 7-8)

Kemudian prinsip yang dipegang teguh adalah kesukarelaan. Orang tidak boleh dipaksa untuk membeli sesuatu. Jual beli haruslah berjalan dengan kerelaan.

Prinsip berbisnis ala Rasulullah yang penting adalah adil dan jauh dari kezaliman. Allah dan Rasul-Nya melarang melakukan praktek riba, jika seseorang ingin berbisnis haruslah dengan prinsip keadilan.

Allah berfirman dalam surat Al-Maidah yang artinya:
“Saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran ..” (Qs. al-Maidah: 2)

Dengan melakukan kejujuran, amanah, keadilan, dan tolong menolong, Insya Allah akan memberikan keberkahan kepada kita semua.

Baca Juga: Surat Edaran Baru Kemdikbud Penting untuk PPPK Tahap 3 Tahun 2022, Resmi. Jangan Lewatkan Infonya ...

Berbisnis sesuai syariat termasuk ketaqwaan dalam arti luas. Allah berjanji bagi masyarakat yang menjunjung tinggi ketaqwaan tertuang firman Allah dalam surat Al-A'raf yang artinya:

"Jikalau sekiranya penduduk negeri –negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebakan perbuatannya”. (Qs. al-‘Araf: 96).

Wallahu A'lam.***

Editor: Rita Azlina

Sumber: MUI Lampung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x