Lombok jadi Pusat Budidaya Lobster, Kadin Sebut Faktor Alam NTB Mendukung Prosesnya

12 April 2021, 09:38 WIB
Lombok jadi pusat budidaya lobster, Kadin nyatakan faktor alam Nusa Tenggara Barat mendukung proses budidaya.* /Pixabay/Tauchteufel

PR SOLORAYA – Beberapa waktu lalu, lobster banyak diperbincangkan setelah eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo ditangkap KPK terkait dengan kasus dugaan suap perizinan ekspor benih lobster.

Di sisi lain, kejadian korupsi yang menimpa mantan Menteri KKP itu membawa dampak positif bagi pemerintah agar senantiasa memberi perhatian lebih untuk meninjau potensi Indonesia di sektor kelautan, khususnya lobster.

Pemerintah melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia saat ini mendukung Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi pusat budidaya lobster nasional.

Baca Juga: Meski Telah Dilarang PBB, Greenpace Masih Temukan Penggunaan Jaring Apung Ilegal yang Luas di Samudera Hindia

Dukungan itu diberikan dengan maksud meningkatkan produktivitas sehingga potensi budidaya lobster yang cukup besar dapat dioptimalkan.

Sebagai informasi, pada Januari hingga Desember 2020 produksi lobster di Lombok Timur mencapai 82.568 kg.

Adapun, jumlah total pembudidaya mecapai 1.809, yang terbagi dalam 147 kelompok pembudidaya lobster di wilayah tersebut.

Baca Juga: Ayo Mengaji Ramadhan 2021: Baca Surat Al Lahab, Arab, Latin, dan Artinya

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto meninjau, bahwa faktor alam NTB mendukung untuk proses budidaya.

“Kami lihat masyarakat sudah cukup paham dengan cara membudidayakan lobster. Dari mulai penanganan benih bening berupa kegiatan pendederan, hingga bisa dipanen ukuran konsumsi dan menjadikan nilai ekonominya lebih tinggi daripada hanya menjual benih,” ujar Yugi dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Antara.

“Kami lihat faktor alamnya pun mendukung untuk proses budidaya,” sambungnya.

Baca Juga: Dapatkan Restu Ashanty, Azriel Hermansyah Akui Banyak Belajar dari Sarah Selama Jalani Hubungan Pacaran

Lebih lanjut, agar proses budidaya lobster ini optimal, maka perlu adanya pengembangan prasarana yang memadai dan pendampingan yang cukup serius sehingga dapat siap diserap oleh pasar.

“Mereka paham bagaimana mengelola keramba jaring apung, namun ketika sudah dihadapkan dengan pengembangan riset, akses permodalan, akses pasar bahkan untuk ekspor tentu perlu juga pendampingan yang cukup serius,” kata Yugi.

Yugi pun berharap agar pemerintah bisa mengupayakan pemberian subsidi jika yang dibutuhkan adalah pakan dari perusahaan.

Baca Juga: Banpres BPUM 2021 Senilai 1,2 Juta akan Segera Disalurkan, Simak Syarat dan Langkah Pendaftarannya

Sementara itu, Yugi menilai bahwa penghasilan budidaya lobster ini cukup menjanjikan, bahkan ada yang memperoleh penghasilan Rp250 juta dalam sekali panen.

“Penghasilan budidaya cukup menjanjikan, bahkan ada yang memperoleh penghasilan Rp250 juta dalam sekali panen,” katanya.

“Saya cukup optimis pengembangan budidaya lobster kita akan semakin baik dan akan lebih baik dari Vietnam yang sudah cukup sukses dalam budidaya lobster,” kata Yugi menambahkan.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler