Dampak Pandemi, Utang Luar Negeri Indonesia Bertambah Menjadi Rp6.150 Triliun

- 16 April 2021, 18:32 WIB
ilustrasi dolar.
ilustrasi dolar. /3D Animation Production Company from Pixabay

Melalui pendanaan dari dalam maupun luar negeri, dengan mengutamakan utang tenor menengah-panjang dan pengelolaan portofolio utang secara aktif, menurut Erwin akan dapat mengendalikan biaya dan risiko.

Baca Juga: Ramadhan 2021: Niat Sholat Tarawih Sendirian, Arab, Latin dan Artinya

Baca Juga: Bagaimana Cara Cegah Asam Lambung? Anda Bisa Mengonsumsi 5 Makanan Ini

Dalam pemanfaatannya, lanjut Erwin, juga untuk mendukung anggaran belanja prioritas sebesar 17,7 persen dari total, seperti pada sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan wajib.

Ia melanjutkan, untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 17,2 persen.

Sementara pada sektor jasa pendidikan sebesar 16,3 persen, sektor konstruksi sebesar 15,3 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 12,7 persen.

"Posisi utang luar negeri pemerintah pada Februari 2021 mencapai 3,04 miliar lebih rendah dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 3,06 miliar," ungkapnya.

Sedangkan utang luar negeri swasta, Erwin mengungkapkan, tetap didominasi utang jangka panjang dengan pertumbuhan mencapai 3,4 persen, meningkat dibandingkan Januari 2021 sebesar 2,5 persen.

Baca Juga: Instagram Akan Munculkan Versi Terbaru Khusus Anak, Kelompok Advokasi Internasional Desak Mark Zuckerberg 

Baca Juga: Mitos Atau Fakta: Puasa Ramadhan Bisa Hentikan Kecanduan Rokok? Begini Penjelasannya

Halaman:

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah