Melalui pendanaan dari dalam maupun luar negeri, dengan mengutamakan utang tenor menengah-panjang dan pengelolaan portofolio utang secara aktif, menurut Erwin akan dapat mengendalikan biaya dan risiko.
Baca Juga: Ramadhan 2021: Niat Sholat Tarawih Sendirian, Arab, Latin dan Artinya
Baca Juga: Bagaimana Cara Cegah Asam Lambung? Anda Bisa Mengonsumsi 5 Makanan Ini
Dalam pemanfaatannya, lanjut Erwin, juga untuk mendukung anggaran belanja prioritas sebesar 17,7 persen dari total, seperti pada sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan wajib.
Ia melanjutkan, untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 17,2 persen.
Sementara pada sektor jasa pendidikan sebesar 16,3 persen, sektor konstruksi sebesar 15,3 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 12,7 persen.
"Posisi utang luar negeri pemerintah pada Februari 2021 mencapai 3,04 miliar lebih rendah dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 3,06 miliar," ungkapnya.
Sedangkan utang luar negeri swasta, Erwin mengungkapkan, tetap didominasi utang jangka panjang dengan pertumbuhan mencapai 3,4 persen, meningkat dibandingkan Januari 2021 sebesar 2,5 persen.
Baca Juga: Mitos Atau Fakta: Puasa Ramadhan Bisa Hentikan Kecanduan Rokok? Begini Penjelasannya