Hari Bumi 2021, Peneliti Unpar: Gerakan Iklim di Indonesia Perlu Libatkan 9,5 Juta Orang

- 22 April 2021, 14:02 WIB
Peneliti Unpar Stanislaus Risadi Apresian menyatakan aksi protes iklim di Indonesia membutuhkan 9,5 juta orang.
Peneliti Unpar Stanislaus Risadi Apresian menyatakan aksi protes iklim di Indonesia membutuhkan 9,5 juta orang. /Nestle

PR SOLORAYA – Peneliti Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Stanislaus Risadi Apresian, angkat bicara terkait gerakan iklim di Indonesia di momen Hari Bumi 2021.

Di momen Hari Bumi 2021, peneliti Unpar Stanislaus Risadi Apresian menuturkan jumlah minimal masyarakat Indonesia agar gerakan iklim di Indonesia bisa didengar pihak berwenang.

Menurut peneliti Unpar Stanislaus Risadi Apresian di momen Hari Bumi 2021, setidaknya dibutuhkan 9,5 juta orang Indonesia dalam gerakan iklim tersebut.

Baca Juga: Akibat Tangki Penyimpanan Oksigen Rumah Sakit Bocor, 24 Pasien Covid-19 di India Meninggal Dunia

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman The Conversation, Stanislaus menyatakan gerakan iklim di Indonesia memang belum mempengaruhi kebijakan.

Angka 9,5 juta orang yang disampaikan Stanislaus adalah berdasarkan penelitian profesor kebijakan publik dari Universitas Harvard AS, Erica Chenoweth, pada 2013 lalu.

“Bahwa perlawanan nirkekerasan kemungkinan besar dapat berhasil apabila melibatkan setidaknya 3,5% dari total populasi,” ujar Stanislaus.

Baca Juga: Sule: Seorang Penghibur Nggak Selamanya Bahagia

Menurut Stanislaus, jika penduduk Indonesia saat ini adalah 270,2 juta jiwa, gerakan iklimya membutuhkan partisipasi 9.457.000 atau 9,5 juta warga.

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah