Pasca Tragedi Tenggelamnya KRI Nanggala-402, Anggota Komisi VI DPR RI Desak Pemerintah Perkuat BUMN Alutsista

- 28 April 2021, 16:13 WIB
Pasca tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402, anggota DPR RI mendesak pemerintah untuk memperkuat BUMN alutsista.*
Pasca tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402, anggota DPR RI mendesak pemerintah untuk memperkuat BUMN alutsista.* /Dpr.go.id

PR SOLORAYA - Insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menambah catatan pemerintah untuk meningkatkan sistem pertahanan negara, khusunya terkait alutsista.

Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak meminta pemerintah untuk memperkuat perusahaan-perusahaan BUMN yang memproduksi alutsista.

“Pengadaan alutsista bisa dipercepat oleh pemerintah dengan memperkuat BUMN. Tidak hanya kapal laut atau selam, tapi juga pesawat, drone, torpedo, kendaraan tempur, dan juga persenjataan lainnya,” kata Amin Ak di Jakarta, Rabu 28 April 2021.

Baca Juga: Antusiasme Warga Inggris terhadap Vaksin Covid-19 AstraZeneca Mulai Luntur, Ini Penyebabnya

Amin mengingatkan, agar pengadaan alutsista baru maupun peningkatan kemampuan dan kualitas maintenance, repair dan overhaul (MRO) jangan hanya menjadi keinginan sesaat karena ada musibah.

Tetapi memang harus lahir dari kesadaran tentang pentingnya penguatan alutsista sebagai bagian dari sistem ketahanan nasional.

“Anggaran yang belum mendesak seperti pembangunan ibu kota negara (IKN) baru bisa dialihkan untuk membiayai BUMN dalam pengadaan dan peremajaan Alutsista Indonesia,” kata Amin.

Baca Juga: Viral Maia Estianty Sidak Ponsel Juri hingga Kru, Ogah Direkam Saat Ahmad Dhani Duduk di Sebelahnya?

Diketahui terdapat lima BUMN alutsista yakni PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Len Industri, PT Pindad dan PT Dahana.

Tahun ini dari alokasi APBN untuk Kementerian Pertahanan sebesar Rp 137,2 triliun, hanya sekitar Rp 42,65 triliun dialokasikan untuk program modernisasi alutsista, non alutsista, dan sarana prasarana pertahanan.

Dilihat dari alokasi anggaran untuk peremajaan alutsista, presentase anggaran untuk pengadaan alutsista dalam negeri jauh lebih kecil.

Baca Juga: Polisi Bongkar Praktik Mafia Bandara, Cukup Bayar Rp6,5 Juta Bisa Lolos Karantina

Amin berpendapat bahwa ada tiga strategi untuk penguatan BUMN alutsista.

Strategi pertama, meningkatkan kapasitas produksi alutsista yang selama ini sudah dikerjakan oleh BUMN.

Strategi pertama ini harus diikuti dengan strategi kedua yaitu memperbesar belanja alutsista buatan BUMN.

Baca Juga: Munarman akan Ajukan Pra Peradilan, Aziz Yanuar Sebut Puluhan Kuasa Hukum Siap Membantu

Strategi ketiga yaitu pengadaan alutsista buatan negara lain yang proses produksinya berkolaborasi dengan BUMN seperti halnya pembuatan Kapal Selam KRI Alugoro yang diproduksi bersama Indonesia - Korea Selatan.

Ada dua keuntungan dengan model pengadaan seperti itu. Selain terjadi alih teknologi, juga bisa menghemat pengeluaran negara.

Sebagai perbandingan, biaya untuk membangun KRI Alugoro negara hanya mengeluarkan Rp1,5 triliun, sedangkan harga kapal selam impor yang sekelas KRI Alugoro bisa mencapai puluhan kali lipat.

Baca Juga: Praktik Calo Karantina Terungkap, Pelaku Dapatkan Untung Rp4 Juta Per Orang

Amin menegaskan, urgensi penguatan BUMN alutsista ini tidak hanya perlu didorong, namun merupakan kebutuhan yang penting dan mendesak.

Menurut Amin, Indonesia yang secara geografis seharusnya memiliki 12 unit kapal selam, saat ini Indonesia baru memiliki 4 kapal selam (setelah kecelakaan KRI Nanggala) dan hanya tiga yang beroperasi karena KRI Cakra 401 dalam proses overhaul.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah