Sempat Jadi Awak KRI Nanggala-402, Asrena KSAL Duga Penyebab Kapal Selam Tenggelam Karena Hal Ini

- 29 April 2021, 14:12 WIB
Sempat jadi awak, Asrena KSAL duga kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam akibat terseret arus bawah laut yang kuat.*
Sempat jadi awak, Asrena KSAL duga kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam akibat terseret arus bawah laut yang kuat.* /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

PR SOLORAYA - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 diperkirakan terjadi karena terseret arus bawah laut yang kuat.

Dugaan penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 ini diungkapkan oleh Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali.

Selain itu, dugaan penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 ini diperkuat dengan adanya hasil pantauan dari citra satelit Jepang.

Baca Juga: Fadli Zon Nilai Ada Pelanggaran HAM yang Dilakukan Aparat dalam Proses Hukum Munarman

 

"Saat kapal selam menyelam mungkin faktor yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut," ujar Ali pada Rabu, 28 April 2021.

Arus bawah laut ini memiliki perbedaan antara tempat yang satu dan yang lain. Faktor pembeda ini juga dipicu pada kondisi cuaca dan alam di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, kapal selam biasanya akan mempelajari terkait kondisi perairan di permukaan maupun di bawah laut, sebelum melakukan penyelaman.

Baca Juga: Sebut KKB Papua sebagai Teroris, Mahfud MD: Tak Ada Forum Resmi Bicarakan Lepasnya Papua dari NKRI

Dijelaskan oleh Ali, apabila terjadi arus bawah laut yang kencang, akan diikuti dengan munculnya arus bawah laut kuat yang disebut internal solitary wave.

Sebagaimana diberitakan Kabarbesuki-Pikiranrakyat.com dalam artikel berjudul "Akhirnya Diketahui, Ini Dia Penyebab Tenggelamnya Kapal Selam Nanggala-402 di Perairan Bali", terjadinya internal solitary wave bahkan bisa menarik benda secara vertikal.

"Jadi jatuhnya kapal itu ke bawah itu lebih cepat daripada umumnya. Ini yang harus diwaspadai, biasanya kalau kita mewaspadai itu kita memakai pendorongan yang lebih kuat daripada biasanya. Kita gunakan kecepatan yang lebih," jelas Ali.

Baca Juga: Son Na Eun Bakal Tinggalkan APink Usai Kontrak Habis, Dikabarkan Bakal Gabung dengan YG Entertainment

Saat dirinya masih menjadi awak KRI Nanggala-402, Ali mengaku kerap mengalami situasi tersebut. Biasanya kapal akan terasa lebih berat.

Namun, hal itu bisa diatasi salah satunya dengan pendorongan atau mengembuskan tangki tahan tekan dengan emergency blow.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pihaknya akan menggandeng Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk membantu mengangkat KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali.

Baca Juga: Mahfud MD: Lebih dari 92 Persen Warga Papua Pro Indonesia, Hanya Segelintir yang Lakukan Terorisme

Kapal SKK Migas, kata Yudo memiliki kemampuan untuk mengangkat kapal buatan Jerman tersebut.

Yudo menjelaskan,sampai dengan saat ini posisi KRI Nanggala-402 masih belum bergeser.

"Ke depan kami ajukan untuk dilakukan pengangkatan, dan kami sudah koordinasi dengan SKK Migas karena mereka yang memiliki kemampuan untuk mengangkat kapal tersebut," ujar Yudo.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Melakukan Operasi Selama 2 Hari, Tangkap Ratusan Travel Gelap

Dia menambahkan, TNI juga melakukan pengamanan di lokasi tenggelamnya kapal selam tersebut dengan menyiagakan petugas di lokasi.

"Minta doanya saja supaya kapalnya bisa segera diangkat. Saat ini masih rapat dan dihitung berapa beratnya dari gambar-gambar tersebut," ujarnya lagi.

KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan sekitar 60 mil laut utara Pulau Bali merupakan kapal selam tipe 209/1300.

Baca Juga: Mulai Pulih dari Covid-19, Warga Hong Kong yang Sudah Divaksinasi Boleh Berpesta di Bar hingga Jam 2 Pagi

Dibuat di Kiel era Jerman Barat, pada 1977, kapal ini telah aktif digunakan TNI Angkatan Laut sejak 1981 sebelum dinyatakan eternal on patrol akhir April 2021 ini.

Masa pakainya sudah 40 tahun sementara saat ini Jerman telah memiliki kapal selam generasi terbarunya, tipe 218SG pesanan Singapura.

Sebanyak dua unit kapal tipe itu udah dipesan pada 2013 sejak masih berupa konsep. Kapal kemudian diresmikan pertama kali pada Februari 2019 lalu di galangan ThyssenKrupp Marine di Kiel. Rencananya, akan dikirimkan ke Singapura tahun ini mundur setahun karena pandemi.

Baca Juga: Akan Ajarkan Agama pada Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Gus Miftah: Banyak Cerita Kebahagiaan

Kapal selam tipe 218SG ditunjang dengan diesel listrik dan teknologi AIP (Air Independent Propulsion) berbasis fuel cell.

Tipe yang dikenal sebagai Invicible Class ini diklaim mampu bertahan lebih lama di dalam air. “Dibangun untuk tetap terendam sekitar 50 persen lebih lama dibandingkan generasi sebelumnya,” tulis laporan National Interest, 23 Agustus 2019.*** (Dicky Septiawan/Kabar Besuki)

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Kabar Besuki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah