Network
PR SOLORAYA - Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Susanto Triyogo ajak masyarakat Indonesia sudahi polemik dan kawal bersama generasi baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelumnya, dalam beberapa pekan ini Indonesia dihebohkan dengan isu pelemahan KPK dengan tes wawasan kebangsaan (TWK).
Kepala KPK Firli Bisri banyak melakukan transformasi struktural dan kepegawaian di tubuh KPK, salah satunya perubahan status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sebanyak 1.351 pegawai menjalani TWK dengan hasil 1.274 pegawai lolos menjadi ASN, sementara 75 sisanya tidak.
Karena hal tersebut, banyak spekulasi yang muncul di kalangan masyarakat, mulai dari penyebutan operasi senyap, TWK tidak layak hingga dianggap upaya pelemahan KPK.
"Perlu kita sadari bersama bahwa KPK bukan hanya personal melainkan tim," ungkap Triyogo, sebagaimana dikonfirmasi Pikiranrakyat-Soloraya.com pada Minggu, 20 Juni 2021.
"Terkait independensi, kenapa para pegawai KPK yang tidak lolos baru buka suara, dan dan cenderung tidak konsisten dalam menolak peralihan status kepegawaian menjadi ASN dan tetap mengikuti TWK?" tanya ketua KAMMI.
Triyogo juga mempertanyakan apakah semua yang lolos itu tidak punya integritas, minim pengalaman dan low capacity, kemudian apakah orang-orang yang dinyatakan gagal itu paling berjasa di tubuh KPK.
