Perekonomian Indonesia Memiliki Resiliensi yang Baik. Bappenas.

- 27 November 2021, 07:05 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. /Dok. Kemenko Perekonomian

BERITASOLORAYA.com - Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yakni Airlangga Hartarto mengatakan, “Kami yakin konsumsi pemerintah yang turun di kuartal III, diharapkan bisa recovery di kuartal IV.

Pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 bisa mencapai di angka 3,7 persen–4 persen,” ucapnya. Airlangga menilai, perekonomian Indonesia memiliki resiliensi yang baik.

Terbukti, sejumlah indikator seperti cadangan devisa, neraca perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta nilai tukar rupiah berada dalam posisi positif.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian yakni Iskandar Simorangkir menambahkan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV akan berada di atas 6 persen. Sebab ada pelonggaran PPKM dan konsumsi masyarakat mulai meningkat.

Baca Juga: Penyaluran Bantuan Subsidi Upah 2021 Pada Pekerja atau Buruh Dipercepat Kemnaker

Ekspor diprediksi juga semakin meningkat hingga akhir 2021. “Kami mengupayakan ekspor dengan nilai tambah tinggi melalui hilirisasi komoditas ekspor sumber daya alam menjadi industri manufaktur. Setelah ekspor bernilai tinggi maka ekspor baru bisa melampaui konsumsi,” ucap Iskandar.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yakni Amalia Adininggar Widyasanti memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 di kisaran 5 persen–6 persen.

Amalia berpendapat, penopang pertumbuhan ekonomi kuartal empat adalah ekspor karena didorong oleh naiknya harga komoditas dan pulihnya ekonomi global, konsumsi masyarakat, serta pengeluaran pemerintah yang diperkirakan akan naik pada kuartal IV-2021.

Baca Juga: Potensi Gangguan Kamtibmas Saat Nataru, Kapolri Minta Jajaran Petakan.

“Pulihnya ekonomi Indonesia tentunya akan mendorong kenaikan impor, terutama bahan baku/penolong. Ini akan menjadi sinyal baik bagi pulihnya sektor industri manufaktur,” ucap Amalia.

Potensi akselerasi ekonomi kuartal IV juga akan didorong oleh belanja pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Pemerintah berharap, pola belanja daerah akan meningkat signifikan pada Desember 2021.

Adapun realisasi pendapatan APBD hingga akhir Oktober tercatat Rp831,13 triliun atau kontraksi 5,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp881,79 triliun. Pencapaian dari sisi pendapatan dan belanja daerah harus diakui sudah menunjukkan tren membaik.

Baca Juga: Inilah 6 Kebiasaan Orang Indonesia yang Salah Dimata Media

Pendorong pertumbuhan lain adalah ekspor. Harga komoditas yang tinggi sebagai andalan ekspor akan menyumbang pertumbuhan PDB kuartal IV. Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar internasional akan stabil tinggi di atas USD1.000 per ton hingga tahun depan, setidaknya sampai akhir kuartal I-2022.

Suplai yang cenderung masih berkurang akibat belum pulihnya produksi sawit, terutama di Malaysia dan gangguan sistem transportasi akibat pandemi Covid-19 menjadi pendorong berlanjutnya kenaikan harga komoditas perkebunan tersebut.

Struktur ekonomi juga akan membaik ke depan, ditopang oleh hilirisasi yang memberikan nilai tambah tinggi sehingga bisa jadi pengungkit kinerja ekonomi di kuartal IV.***

 

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah