Network
Pengembangan potensi ASN juga bisa dijalankan lewat pembelajaran sosial (social learning) dan dilakukan secara terbuka sesuai dengan kebutuhan dan relevansi ASN masing-masing.
“Social learning dua kali lebih efektif dibanding formal learning dan experiencial learning itu 7 kali lebih efektif dari itu,” tutur Alex.
Oleh sebab itu, pembelajaran melalui Aplikasi SmartASN akan mendukung ASN untuk memilih pembelajaran yang relevan dan mencakup semua sistem, Experiencial, Social, dan Formal.
Pembelajaran bisa berbentuk Kursus, Buku, Kegiatan, Pembelajaran Sosial, Pembelajaran Mikro, Kontributor Pembelajaran, Pengelolaan Kompetensi, dan juga Catatan Pembelajaran Harian.
Setelah mengikuti Bimtek terkait aplikasi tersebut, para ASN diharapkan bisa menyebarluaskan manfaat program dan penggunaan aplikasi tersebut di lingkungan kerjanya.
Sri Rejeki Nawangsasih selaku Kepala Biro SDM, Organisasi, dan Hukum Kemenpan RB mengatakan bahwa modul pembelajaran SmartASN akan mendorong ASN dapat mengelola bahan pembelajaran.
Baca Juga: Tidak Ada Formasi Guru untuk CPNS 2023, Kepala BKD NTB: Hanya untuk Tenaga Kesehatan dan Teknis
Sri juga berharap bahwa dengan aplikasi ini, para ASN bisa belajar dengan konsep merdeka belajar yang mandiri, sesuai dengan minat dan kebutuhan.
“Saya mengajak komiten teman-teman PIC untuk transfer knowledge dalam menyampaikan modul pembelajaran ini dan semoga ini bisa semakin menambah pengetahuan dan keterampilan kita,”ucap Sri.***
