Astaghfirullah, Cuaca Indonesia Siang Hari Panas seperti Mendidih, Apa Kata BMKG?

- 23 April 2023, 12:10 WIB
Ilustrasi cuaca panas di Indonesia
Ilustrasi cuaca panas di Indonesia /Pixabay/Geralt

Baca Juga: RESMI, Daftar OPSI Jenjang SMP Telah Dibuka, Ada Beberapa Cabang Lomba Lho. Cek Yuk!

Secara berurutan, tahun-tahun terpanas di antaranya yakni 2016, 2020, 2019, 2017, 2015, 2022, 2021, 2018. Tren pemanasan global disebut telah memicu kondisi tahun-tahun terpanas ini yang diamplifikasi oleh kejadian anomali iklim El Nino.

Kondisi ini pula yang mengakibatkan salju abadi di Puncak Jaya, Papua lebih cepat mencair. Jika pada awalnya luasan salju abadi sekitar 200 km persegi, maka sekarang ini diketahui hanya menyisakan 2 km persegi atau tinggal 1%.

Salju dan es abadi di Puncak Jaya sejatinya merupakan keunikan yang dimiliki Indonesia, mengingat iklim di wilayah nusantara adalah tropis.

Lebih jauh kepala BMKG itu berujar bahwa perubahan iklim mengakibatkan fenomena atau kejadian-kejadian ekstrem lebih sering terjadi, khususnya bencana kekeringan dan banjir.

Baca Juga: HORE, Bazar UMKM untuk Indonesia 2023, Resmi Dibuka BUMN, Cek Tahapan Mengikuti Program Pemerintah...

Apabila rentang waktu kejadian sebelumnya berkisar 50 hingga 100 tahun, maka sekarang rentang waktu menjadi semakin pendek atau frekuensinya semakin intens terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi atau durasi yang lebih panjang.

“Contoh nyatanya adalah kemunculan siklon tropis Seroja di Indonesia yang berujung pada terjadinya banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur pada April tahun 2021 lalu,” jelas Dwikorta.

Ia juga menjelaskan bahwa, fenomena siklon terbilang sangat jarang terbentuk di wilayah tropis layaknya Indonesia.

Akan tetapi, selama 10 tahun terakhir kejadian siklon tropis justru semakin sering dialami Indonesia.***

Halaman:

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x