BERITASOLORAYA.com – Benarkah kontrak investasi yang kini menjadi konflik Pulau Rempang ternyata sudah ada sejak tahun 2004? Cek penjelasannya berikut.
Konon, ternyata konflik yang kini tengah memanas di Pulau Rempang berawal sejak tahun 2004 silam.
Sebelumnya, diketahui bahwa Pulau Rempang hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang indah, dan kini menjadi sorotan nasional karena konflik antara warga setempat dan pemerintah Batam.
Adanya konflik ini muncul karena rencana relokasi penduduk Pulau Rempang demi pembangunan Rempang Eco City, yang juga disebut sebagai proyek pabrik kaca terbesar kedua di dunia.
Meski pemerintah Batam telah melakukan upaya sosialisasi intensif, warga Pulau Rempang tetap bersikeras menolak relokasi mereka.
Bahkan, dalam pertemuan dengan Komnas HAM RI, warga menyuarakan penolakan keras mereka terhadap rencana relokasi yang diusung oleh pemerintah.
Meskipun pemerintah Batam telah menawarkan tempat tinggal baru, ratusan bahkan ribuan warga masih menolak direlokasi dan tetap menentang pembangunan pabrik kaca di daerah tempat tinggal mereka.
Satu hal yang membuat konflik semakin pelik adalah, karena warga yang menolak relokasi merupakan penduduk asli Pulau Rempang.
Bahkan, disebutkan bahwa mereka telah lahir dan tumbuh besar di Desa Sembulang, Pulau Rempang.