Menag Sebut 8 Tantangan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah, Apa Sajakah?

- 15 November 2023, 15:46 WIB
Menag Sebut 8 Tantangan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah
Menag Sebut 8 Tantangan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah /Pixabay.com/@dinar_aulia/

Keempat, kemajuan teknologi. Arsad Hidayat mengatakan bahwa zaman telah banyak berubah. Penyelenggaraan haji ke depan, banyak memanfaatkan pengembangan teknologi. KBIHU harus bisa memberi pendidikan agar jemaah haji melek teknologi informasi.

Kelima, kompetisi pelayanan. Jemaah tentu akan memilih lembaga KBIHU berdasarkan berbagai layanan yang diberikan. KBIHU bukan lagi semata karena ketokohan pemiliknya. Siapapun yang mengelolanya, apabila layanannya baik dan kompetitif, jemaah akan datang ke KBIHU tersebut.

Keenam, pendataan jemaah bimbingan. Menurut mantan Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji ini, Kemenag sedang mempersiapkan mekanisme pendataan dan pelaporan KBIHU. Tujuannya adalah agar diperoleh data jemaah yang berafiliasi ke KBIHU. Hal ini karena terkait hak porsi kuota pembimbing ibadah haji.

Baca Juga: Berapa Harga Tiket Termurah Kapal Ferry Tujuan Balikpapan-Surabaya November 2023? Berikut Rinciannya

Ketujuh, sarana dan prasarana di Arab Saudi yang belum seluruhnya mendukung ibadah haji. Penyediaan layanan haji ada yang menjadi otoritas pemerintah Indonesia dan ada pula yang menjadi otoritas Arab Saudi.

Pelayanan Masyair seperti penempatan jemaah di tenda, penyiapan transportasi, penyediaan catering di Arafah, Muzdalifah dan Mina menjadi tanggungjawab Arab Saudi.

Kedelapan, peningkatan koordinasi, sinergi dan kolaborasi dalam pembinaan manasik haji dengan Kantor Urusan Agama (KUA). Arsad menegaskan bahwa bimbingan dan pembinaan manasik telah menjadi tugas bersama pemerintah (KUA) dengan KBIHU.***

 

Halaman:

Editor: Windy Anggraina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah