BERITASOLORAYA.com – Dalam kehidupan ini, seringkali ada banyak pahlawan dalam berbagai aspek. Salah satunya ialah pahlawan tanpa tanda jasa dalam dunia pendidikan yakni para guru termasuk guru honorer.
Guru honorer berusaha mengabdikan diri dan berdedikasi untuk berkontribusi menciptakan pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Walaupun pada kenyataanya, mereka tak jarang menemui berbagai macam hambatan atau tantangan.
Terlebih apabila guru honorer tersebut bertugas di wilayah 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal). Tentunya akan lebih banyak menemui kendala terutama akses fasilitas yang tidak secanggih sekolah yang ada di wilayah urban (perkotaan).
Terbaru, pengumuman hasil seleksi pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) baru saja dirilis di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Pengumuman ini mencakup pula posisi formasi dengan jabatan fungsional guru.
Tentunya dari hasil pengumuman tersebut ada yang merasa gembira karena dinyatakan lulus seleksi PPPK, tapi ada juga yang merasa sedih dikarenakan belum beruntung pada seleksi PPPK tahun ini.
Salah satu kisah yang menarik serta cukup mendapatkan banyak perhatian di media sosial ialah kisah Epi Sartika.
Epi Sartika merupakan guru di salah satu sekolah yang ada di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.