Olimpiade Tokyo 2020 Tuai Polemik, Kini Giliran Ahli Virologi Jepang Angkat Bicara

8 Juni 2021, 13:47 WIB
Olimpiade Tokyo 2020. /Reuters/Athit Perawongmetha

PR SOLORAYA - Dalam waktu dekat, ajang pesta olahraga terbesar di dunia Olimpade Tokyo 2020 segera bergulir pada akhir Juli mendatang.

Akan tetapi, Olimpiade yang digelar di Negeri Sakura itu dihujani berbagai macam kritik karena digelar di tengah Pandemi Covid-19.

Belum lama ini, seorang ahli virologi (ahli medis di bidang virus) Jepang dan penasihat pemerintah telah memperingatkan risiko penyebaran infeksi virus Corona selama pergelaran Olimpiade.

Hal ini diungkapkannya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Channel News Asia pada Selasa 8 Juni 2021.

Baca Juga: 3 Fokus Utama Joe Biden di KTT G7, Ada Covid-19, China, hingga Rusia

Sebelumnya, Hiroshi Oshitani Selaku Profesor Universitas Tohoku mengeluarkan protokol kesehatan "Tiga C" di Jepang selama pandemi Covid-19.

Di antaranya yaitu menyarankan untuk menghindari ruang tertutup, keramaian, dan kontak fisik dengan dekat.

“Pemerintah dan panitia penyelenggara, termasuk IOC (Komite Olimpiade Internasional), terus mengatakan bahwa mereka menyelenggarakan Olimpiade yang aman. Tapi semua orang tahu pasti ada risikonya,” ucap Oshitani.

“Ini 100 persen tidak mungkin untuk mengadakan Olimpiade tanpa adanya risiko. Seperti penyebaran infeksi (Corona) di Jepang dan juga di negara-negara lain setelah Olimpiade," sambungnya.

Baca Juga: Sinopsis Doom at Your Service Episode 10 Malam Ini, Dong Kyung Berkumpul dengan Keluarganya

Dia juga menyebutkan ada beberapa negara yang masih terdampak parah serta kekurangan vaksin ditakutkan menyebarkan virus Corona dan jangan sampai ajang tersebut menjadi klasternya.

"Ada beberapa negara yang tidak memiliki banyak kasus, dan ada pula yang tidak memiliki varian,” ujar Oshitani

“Jangan jadikan Olimpiade (kesempatan) untuk menyebarkan virus ke negara-negara ini," lanjutnya.

Sudah pernah diundur setahun yang lalu, pihak Olimpiade juga memutuskan acara tersebut dilaksanakan tanpa penonton asing.

Baca Juga: Preview Ikatan Cinta 8 Juni 2021: Andin Labrak Elsa, Kebenaran tentang Nindy Buat Aldebaran Ketakutan?

Meskipun begitu, masih ada kekhawatiran publik bahwa acara tersebut dapat menyebarkan virus tersebut dan menguras sumber daya medis.

Sejauh ini, Jepang tidak mengalami wabah yang membludak tetapi sudah tercatar hampir ada 760.000 kasus dan lebih dari 13.500 kematian akibat Covid-19.

Selain itu, Tokyo dan wilayah lainnya berada di bawah keadaan darurat setelah gelombang keempat melanda beberapa rumah sakit.

Shigeru Omi selaku Penasihat medis utama pemerintah mengatakan para ahli medis akan memberikan pernyataan tentang Olimpiade pada 20 Juni, ketika keadaan darurat akan dicabut.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 8 Juni 2021: Andin Menelepon Elsa, Nino Geram dengan Ricky

Media setempat menyebut sebuah serikat pekerja di pulau utara Hokkaido yang di mana tempat maraton Olimpiade akan diadakan, mengaku keberatan atas acara itu.

Mereka pun mengajukan petisi kepada gubernurnya pada yang menyerukan agar Olimpiade dibatalkan pada Senin 8 Juni kemarin.

Kaori Yamaguchi selaku Anggota dewan Komite Olimpiade Jepang peraih medali mengatakan bahwa Jepang saat ini sedang terpojok untuk melaksanakan Olimpiade.

Baca Juga: Setelah Masa Depan Tak Pasti, Gianluigi Donnarumma Mendekat ke PSG dengan Tawaran Gaji Capai Rp208 Miliar

Publik Jepang tetap kontra mengenai penyelenggaraan Olimpiade, meskipun pihak yang lain tampaknya agak mereda.

Sebuah jajak pendapat oleh penyiar TBS minggu ini menunjukkan 55 persen menginginkan Olimpiade ditunda atau dibatalkan atau turun 10 poin dari bulan lalu.

Olimpiade Tokyo 2020 rencananya akan diakan pada 24 Juli 2020 lalu namun karena merebaknya virus Corona, alhasil pesta olahraga itu terpaksa dimundurkan jadwalnya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler