Serba-serbi MotoGP: Mengapa Balapan MotoGP Sekarang Ini Menjadi Begitu Ngeri

4 Juni 2023, 07:36 WIB
Ilustrasi kecelakaan pada balapan MotoGP /Twitter @MotoGP

 

BERITASOLORAYA.com - Peta kompetitif MotoGP telah berubah dengan cepat selama beberapa tahun terakhir, dengan sebagian besar mesin yang mampu naik ke podium. Di samping itu terjadi peningkatan jumlah tabrakan yang terjadi dari balapan ke balapan. Adapun MotoGP sekarang ini semakin berkembang dengan segala rupanya. Salah satunya adalah perangkat aerodinamika.

Hal tersebut dituding menjadi salah satu hambatan bagi para pembalap untuk menyalip. Sehingga para pembalap memilih menjadi agresif di awal lomba agar segera berada di depan.

Selain faktor motor, pembalap yang semakin hebat dan kompetitif juga menjadikan pertarungan MotoGP sekarang ini menjadi seru. Meski keseruan itu tentunya diwarnai dengan berbagai kecelakaan tiap serinya.

Baca Juga: Top 1 dari Pekanbaru, Ini Dia Daftar SMA terbaik di Provinsi Riau, Bisa Jadi Referensi PPDB 2023

Juara MotoGP empat tahun terakhir diraih oleh empat pembalap berbeda dan dengan motor yang berbeda pula. Hal itu sungguh luar biasa. Selain menunjukkan bahwa siapapun bisa menang di kompetisi ini

Namun, salah satu topik yang sering diperbincangkan karena menymbang angka kecelakaan di tiap sesi tersebut diadakan, bahkan di awal putaran. Tidak lain tidak bukan adalah sprint race.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Motor Sport, banyak pembalap yang mengeluhkan tentang tingkat agresivitas pembalap yang semakin tinggi sejak format balapan baru ini diperkenalkan. Bahkan beberapa insiden sering terjadi di awal putaran.

Para pembalap berebut untuk meraih podium atau bahkan menang untuk setiap balapan yang digelar. Selain itu sprint race adalah balapan separuh putaran dari balap utama.

Baca Juga: YES, Pemerintah Berikan 2 Kabar Gembira Bagi PNS, dari Naik Gaji Sampai Perhitungan Tukin Ulang...

Maka para pembalap berpikir mereka tidak harus menghemat tenaganya dan merasa harus segera di depan sejak awal.

Francesco Bagnaia dari Lenovo Ducati menjelaskan secara detail bagaimana posisi terdepan di awal lomba sangat mempengaruhi keseluruhan balapan. Di mana dalam keadaan lain hal itu terasa tidak mungkin untuk dilakukan.

Juara dunia MotoGP tahun lalu tersebut mengatakan bahwa yang menyebabkan pembalap terburu-buru saat awal lomba adalah banyaknya agitasi. Karena sekarang ini semua motor berkesempatan untuk menang.

Pembalap Ducati tersebut juga mengatakan bahwa perangkat ride height dan aerodinamika ikut berperan dalam meningkatkan tekanan di bagian depan kendaraan.

Baca Juga: SAH! Jokowi Akan Naikan Gaji PNS Di 16 Agustus, Ini Daftar Resmi Pendapatan di Tahun 2023...

Tekanan tersebut akan menghasilkan umur ban depan yang lebih pendek, sehingga sebelum hal tersebut terjadi posisi harus sudah didepan.

Fabio Di Giantonio mempunyai usulan tentang perangkat ride height dan aerodinamika yang hanya dapat digunakan dalam keadaan tertentu saja seperti di F1. Mungkin akan lebih menarik ditonton.

Pembalap asal Italia tersebut menambahkan jika pembalap yang ketika pertengahan lomba dibelakang tidak ada kesempatan untuk menang. Untuk itu para pembalap yang start di belakang mencoba menyalip sebanyak mungkin pembalap di depannya.

“Anda harus lebih agresif di awal dan mengambil lebih banyak resiko, karena Anda tidak melihat balapan lagi di mana Anda memulai dari urutan kedelapan dan sedikit demi sedikit Anda maju. Sekarang, jika Anda berada di urutan kedelapan di lap kelima, maka Anda tidak dapat bergerak terlalu jauh dari sana," pungkasnya.

Baca Juga: PPG Prajabatan 2023 Resmi Dibuka Oleh Kemendikud, Calon Guru Silahkan Daftar...

Situasi ini dan batasannya telah dibuat oleh peraturan. Sehingga hanya dapat diluruskan oleh Grand Prix Commission. Sebuah badan yang memiliki kuasa untuk melakukannya.

Perdebatan tentang peraturan teknis ini telah menjadi perdebatan antar pabrikan sejak lama. Jika terjadi kesepakatan bersama, maka pada tahun 2026 peraturan ini akan berakhir.

Penghapusan perangkat ketinggian tunggangan atau ride height dan pembatasan elemen aerodinamis adalah dua poin utama diskusi. Ride height akan mulai diatur ulang penggunaanya pada musim 2023 ini.

Ride height depan dilarang di luar balapan dimulai Semua pabrikan menyetujuinya kecuali Ducati. Mereka telah menentang pembicaraan tentang pembatasan aerodinamika setelah memperjuangkan area pengembangan ini sejak 2015.

Baca Juga: HORE, Pendaftaran PPG Prajabatan 2023 Sudah Dibuka, Bagi yang Mau Jadi Guru Silahkan Daftar

Masalahnya adalah 2027 masih jauh. Luar biasanya sekarang sudah ada yang mengusulkan ‘tweak’ yang bisa mendorong menyalip melebihi apa yang terjadi di lap pertama sekarang ini. Akan seperti apa MotoGP jika hal ini diterapkan? Lihat dan nikmati saja dinamika ini.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler