Network
BERITASOLORAYA.com – Proyek raksasa pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan salah satu proyek prioritas jangka panjang yang akan dimulai tahun 2022 hingga 2045.
Pemerintah sudah memulai pengerjaan kawasan inti dan memetekan pengelolaan lahan untuk pembangunan IKN.
Investasi asing menjadi sumber dana potensial yang tengah diburu pemerintah. Pendanaan IKN dikabarkan akan mencapai Rp466 triliun.
Jumlah yang tidak bisa dianggap remeh tentu saja. Investasi swasta, termasuk asing, dirasa menjadi opsi paling bijak bagi proyek raksasa ini.
Baca Juga: Sempat Lirik Cristiano Ronaldo, Direktur Bayern Munchen Mantap Ogah Meminang Ronaldo. Ini Alasannya
Presiden Jokowi, Kamis, 28 Juli 2022, bertemu dengan Executive Chairman Hyundai Motor Group, Chung Eui sun di Lotte Hotel, Seoul.
Dalam pertemuan itu, isu investasi pemindahan IKN kembali diangkat. Bos Hyundai mengaku berminat mengambil bagian dalam investasi di IKN.
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman resmi Presiden RI, Menteri Investasi mengatakan bahwa Hyundai juga tertarik untuk turut mengambil bagian dalam investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“(Hyundai) juga akan ikut mengambil bagian dalam investasi di IKN, ini sesuatu hal yang positif,” katanya.
Selain Hyundai, sudah ada dua perusahaan lain yang lebih dulu menyampaikan minatnya berinvestasi di IKN, yakni POSCO dan LG.
Profil dan Sejarah Hyundai
Dilansir dari situs resminya, Hyundai Motor Group merupakan sebuah perusahaan skala global produsen mobil terbesar di Korea Selatan.
Bersama anak perusahaannya, Kia, Hyundai juga memproduksi dan mendistribusikan mobil rekreasi, mobil angkutan barang (niaga) kecil dan besar, beserta suku cadangnya.
Hyundai awalnya merupakan sebuah perusahaan rekayasa dan konstruksi. Hyundai pertama kali ditemukan pada April 1947 oleh Chung Ju-yung.
Baca Juga: Selamat! Pengadaan Rekrutmen Honorer Jadi PPPK Makin Dekat, KemenpanRB Berlakukan Syarat Baru Ini!
Kata Hyundai yang artinya ‘era modern’ dalam Bahasa Korea menjadi lambang transformasi besar-besaran yang dilakukan negara tersebut pasca pendudukan Jepang dan Perang Korea yang mematikan.
Saat perang berakhir, pemerintah mencari orang-orang yang bersedia membangun kembali infrastruktur negara tersebut.
Saat itu, Hyundai bertanggung jawab membangun infrastruktur Korea Selatan seiring dengan pesatnya industri di negara tersebut.
Perusahaan ini melakukan rekonstruksi dan pembangunan skala seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan sebagainya.
Tahun 1967, Hyundai Motor Company baru didirikan. Satu tahun setelahnya pembangunan pabrik perakitan di Ulsan baru selesai dibangun.
Hyundai berhasil merakit mobil pertamanya tahun 1968, bekerja sama dengan Ford Motor Company. Mobil pertamanya dinamai Cortina.
Tak disangka, Cortina cukup sukses dan mampu mendominasi pasar Eropa. Hyundai pun memutuskan untuk mengembangkan mobilnya secara mandiri.
Hyundai sukses memperkenalkan mobil rakitannya, Pony, pada Desember 1975. Hyundai Pony merupakan model pertama yang dirancang dan diproduksi secara independent di Korea Selatan pada tahun 1974.
Hyundai Pony mulai diekspor tahun 1976 ke Ekuador, ini sekaligus menjadi momentum langkah awal Hyundai Motor Company merajai pasar global.
Pada tahun-tahun berikutnya, Hyundai memproduksi mobil-mobilnya secara massal dan mengekspornya ke berbagai negara, seperti Belgia, Belanda, Yunani, Kanada, Amerika Serikat dan lain-lain.
Dewasa ini, Hyundai mulai berfokus pada kendaraan dan teknologi ramah lingkungan. Dengan salah satunya mengembangkan mobil listrik, Hyundai bertekad menjadi pionir era kendaraan bebas polusi.***
