4 Salah Kaprah Homeschooling, Peneliti LIPI: Orang Tua Harus Paham Tren Pendidikan Terkini

14 Mei 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi PJJ. Peneliti LIPI menyatakan ada 4 salah saprah homeschooling, orang tua perlu memahami tren pendidikan terkini. /PMJ News.

PR SOLORAYA – Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fikri Muslim, Angga Sisca Rahadian, dan Anggi Afriansyah membeberkan 4 salah kaprah homeschooling.

Menurut ketiga peneliti LIPI tersebut, perlunya pengetahuan tentang 4 salah kaprah homeschooling tersebut sebagai upaya memahami tren pendidikan terkini.

Orang tua perlu memahami tren pendidikan terkini agar tak salah kaprah dalam memahami homeschooling, demikian menurut peneliti LIPI, berikut 4 salah kaprah homeschooling yang perlu dipahami.

Baca Juga: Update Virus Corona Indonesia 14 Mei 2021, Kasus Covid-19 Jadi 1.734.285 Orang, 107 Orang Meninggal

Apa itu homeschooling?

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman The Conversation, homeschooling adalah sistem sekolah yang memfokuskan rumah sebagai basisnya.

4 salah kaprah homeschooling

Adapun terkait 4 salah kaprah homeschooling, berikut penjelasannya:

1.    Hanya sekadar “memindahkan” tempat belajar dari sekolah ke rumah

Berdasarkan studi di Eropa dan Tiongkok, aktivitas homeschooling hanya dipahami sebagai memindahkan kegiatan belajar dari sekolah ke rumah.

Sebenarnya homeschooling adalah upaya mendesain ulang sistem belajar yang berfokus pada kebutuhan anak, ada hal-hal yang perlu disesuaikan agar anak nyaman dalam belajar.

Baca Juga: Tak Hanya di Nias Barat, Gempa Juga Dirasakan Masyarakat Sumbar dan Sumut, Ini Penjelasannya

2.    Menyerahkan sepenuhnya pada lembaga homeschooling

Homeschooling kerap diartikan sebagai institusi yang memberikan layanan pendidikan serupa sekolah formal pada umumnya.

Meskipun ada lembaga yang memfasilitasi homeschooling, bukan berarti para orang tua menyerahkan anak sepenuhnya pada lembaga tersebut.

Homeschooling harus mengedepankan pendidikan berbasis keluarga, karena setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda,” ujar peneliti LIPI.

Baca Juga: 17 Tahun Debut, Sandara Park Resmi Hengkang dari YG Entertainment

3.    Hanya menuruti orang tua

Sejatinya kegiatan pendidikan berfokus pada kebutuhan anak termasuk metode homeschooling yang diterapkan para orang tua.

“Poin yang paling utama dalam homeschooling adalah keluarga memegang peran sentral dalam setiap aktivitas pembelajaran anak dan bertanggung jawab memperhatikan kebutuhan mereka,” tutur peneliti LIPI.

4.    Anak tidak dilibatkan sebelum memutuskan homeschooling

Ada tanggung jawab orang tua yang cukup besar dalam mempraktikkan homeschooling termasuk menyangkut apakah sang anak akan mendapat pendidikan tersebut atau tidak.

Baca Juga: Update Kasus Corona Dunia: India Sentuh 24 Juta Kasus, 4000 Orang Meninggal Dunia

“Menurut kami, orang tua sebaiknya terus mengikuti perkembangan tren pendidikan terkini, dan berkomitmen untuk membuat kegiatan homeschooling menjadi proses yang menyenangkan untuk anak,” tutur peneliti LIPI.

“Ketika orang tua memiliki keterbatasan, memanggil guru atau orang yang lebih ahli untuk mengajar anaknya juga bisa menjadi pilihan,” ujarnya melanjutkan.

Anak tetap perlu menambil peran dalam menentukan model pendidikan, serta difasilitasi untuk mengutarakan pendapatnya tentang kelebihan dan kekurangan metode tersebut.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler