Ribuan Data Anak Putus Sekolah Ditemukan, Ini Reaksi Pemkot dan Dinas Pendidikan Kota Solo

7 Juni 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi. Pemkot Solo temukan kasus anak putus sekolah dengan jumlah menyentuh 1000 orang /Pixabay/AkshayaPatra Foundation

BERITASOLORAYA.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berhasil menemukan ribuan data anak putus sekolah di Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Jumlah anak putus sekolah bahkan sudah lebih dari 1.000 orang.

Disampaikan oleh Dian Rineta selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta, ribuan data yang berhasil ditemukan Pemkot Solo tersebut menunjukkan terdapat anak yang putus sekolah sejak usia sekolah dasar hingga usia tertua 21 tahun.

Meskipun saat ini memang terdapat beberapa di antaranya yang telah kembali menempuh pendidikan, namun jumlah anak yang putus sekolah terus bertambah setiap tahunnya.

Dari data tersebut, pihak Dinas Pendidikan memprioritaskan untuk terlebih dahulu menuntaskan anak di usia 7-18 tahun. Untuk anak di rentang usia itu akan diarahkan agar melanjutkan pendidikan di sekolah reguler.

Baca Juga: SELAMAT, 62 Ribu Guru Honorer Berpotensi Diangkat PPPK 2023 Secara Langsung, Ini Penjelasan Kemdikbud

"Kami sedang menjaring datanya, tambahan ada 130 dari Dinas Sosial, verifikasi BPNT (bantuan pangan nontunai)," kata Dian Rineta, Selasa, 6 Juni 2023, dikutip oleh BeritaSoloRaya.com dari Antara.

Saat ini Pemkot Solo sedang berupaya memastikan anak yang putus sekolah di berbagai usia dapat kembali melanjutkan pendidikan menuju jenjang yang lebih tinggi.

Hal itu dengan tujuan agar terciptanya sumber daya manusia (SDM) di Kota Solo yang lebih sejahtera.

Dian Rineta kemudian mengatakan Pemkot Solo menciptakan program baru dalam menangani anak putus sekolah. Bernama Asli Soloku Pinter, nama program tersebut ternyata merupakan akronim dari kata kata "Ayo Sekolah Lagi, Cah Solo Kudu Pinter".

Baca Juga: Secara Onsite, Tiga peserta berkebutuhan khusus Ikuti UM-PTKIN di UIN Sunan Gunung Djati

Ia kemudian mengatakan jika Pemkot perlu bekerja keras bersama demi menyadarkan masyarakat. Itu dilakukan agar dapat memaksa anak yang putus sekolah untuk kembali menempuh pendidikan.

Terlebih lagi, jumlah anak yang putus sekolah terus bertambah di setiap tahunnya. Ia mengatakan jika untuk saat ini jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1.000 anak, bahkan ada temuan yang tidak terdata.

"Data dasar awal sampai ribuan, namun ada sebagian yang sudah sekolah. Kalau data ribuan sampai usia 21 tahun, dari usia SD. Itu data sebelum COVID-19," katanya.

Dari total yang ditemukan Pemkot Solo tersebut, sebanyak 200 anak yang putus sekolah saat ini sudah siap ditindaklanjuti kembali dan diharapkan sejak tahun ini bisa menempuh pendidikan kembali.

Terkait hal itu, pihaknya memprioritaskan untuk akan menuntaskan terlebih dahulu anak di usia 7-18 tahun. Untuk anak di usia tersebut akan diarahkan masuk sekolah reguler.

Baca Juga: CATAT, Kapasitas Kursi Ujian Mandiri UGM 2023 Terbatas, Lihat Info Materi Tes dan Catat Hal Penting Ini

Dian Rineta juga mengatakan anak yang kembali bersekolah tidak dipungut biaya apapun, mereka akan mendapatkan seragam dan ditempatkan di sekolah dekat rumah, untuk itu tidak ada kuota khusus.

"Bebas (biaya, Red.), dapat seragam, dekat dengan rumah, nggak ada kuota khusus," katanya.

Saat ia disinggung terkait pernikahan dini pada usia sekolah, Dian Renita menyebutkan akan tetap memfasilitasi agar mendapatkan pendidikan dengan layak.

"Dimasukkan jalur nonformal, masuk lapas saja kami fasilitasi sekolah. Sesuai kebutuhan anak, jadi ada assessment, mereka maunya seperti apa. Saya menutup ruang orang tua beralasan anak nggak mau sekolah," Ujar Dian.***

 

Editor: Syifa Alfi Wahyudi

Tags

Terkini

Terpopuler