Grebeg Budaya Upacara Adat Kraton Jawa, Ternyata Ini Maksud dan Artinya

- 4 Desember 2021, 09:18 WIB
Grebeg Budaya Upacara Adat Kraton Jawa, Ternyata Ini Maksud dan Artinya
Grebeg Budaya Upacara Adat Kraton Jawa, Ternyata Ini Maksud dan Artinya /ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp
BERITASOLORAYA.com-Bagi sebagian masyarakat Jawa pasti tak asing dengan Gerebeg. Apalagi jika tinggal di daerah Surakarta dan Yogyakarta, yang masih kental dengan kekratonan.
 
Grebeg ialah upacara adat berupa sedekah yang dilaksanakan pada pihak Kraton pada masyarakat berupa pegunungan.
 
Acara ini sering diadakan oleh Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Biasanya dilaksanakan 3 kali setiap tahunnya, yakni Grebeg Syawal saat hari raya Idul fitri, Grebeg Besar saat hari raya Idul Adha, dan Grebeg Maulud atau Sekaten saat Memperingati Maulud Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
 
 
Dalam sejarah, Grebeg berasal dari kata Gumrebeg yang artinya riuh, ribut dan ramai. Hal tersebut seperti keadaan saat dilaksanakan grebeg, yang pada dasarnya dihadiri oleh masyarakat. 
 
Acara grebeg terdapat dua gunungan besar yang dipukul dua orang. Gunungan yang dipakai bernama Gunungan jaler (pria), gunungan estri (perempuan) serta Gepak dan Pawuhan. 
 
Menurut filosofi, gunungan yang berisi hasil bumi (sayur dan buah) serta jajanan (rengginang ) adalah simbol kemakmuran yang dibagikan kepada masyarakat. 
 
 
Biasanya gunungan dibawa oleh abdi dalem, uniknya para abdi dalem tersebut tidak mengenakan alas kaki. Acara grebeg juga terdapat do'a-do'a yang dipanjatkan.
 
Sebelum do'a selesai, sebagai penutup, masyarakat berasal dari berbagai kalangan usia, entah muda bahkan yang lanjut usia memperebutkan gunungan.
 
Hal tersebut dilakukan, karena masyarakat mengaggap barangsiapa yang mendapat bagian apapun dari gunungan, dia akan mendapat keberkahan.
 
 
Filosofi berebut gunung, ada maknanya tersendiri, yakni menggambarkan bahwa seseorang jika ingin mencapai suatu tujuan, manusia harus ngrayah (berrbut) berusaha untuk mengambilnya.
 
Rezeki tidak akan datang dengan sendirinya, namun harus diusahakan untuk mencari, diambil dengan bekerja keras dan jangan lupa do'a.***
 

Editor: Siti Charirotun Nadhifah

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam 9


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x