Network
BERITASOLORAYA.com - Telah kita ketahui bersama bahwa menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim akan mensosialisasikan kurikulum "Sekolah Penggerak" yang kini disebut kurikulum paradigma baru secara massal pada tahun 2022 nanti.
Maka ada baiknya kita menelisik apa saja perubahan yang esensial menjadi konsep kurikulum paradigma baru ini.
Baca Juga: Awas, Jangan Sampai Menjadi Toxic Parents, Ini Ciri-Cirinya Menurut Dr.Aisah Dahlan
- Kelas Menjadi Fase
Dalam Kurikulum ini, capaian pembelajaran dirancang untuk setiap fase, bukan per tahun. Hal ini akan memberikan waktu yang lebih untuk memperdalam materi dan mengembangkan kompetensi. Istilah “fase” digunakan untuk membedakannya dengan kelas. Karena siswa dalam kelas yang sama dapat belajar pada fase belajar yang berbeda.
Prinsip belajar sesuai tahap pencapaian belajar ini diharapkan dapat menghadirkan pengajaran pada tingkat yang tepat (teaching on the right level).
Baca Juga: Begini Cara Deddy Corbuzier Mengenang Laura Anna Dengan Indah
- Alokasi Waktu yang Berbeda
Dalam kurikulum ini alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran menjadi per tahun. Kebijakan ini sejalan dengan prinsip kemerdekaan dan fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum.
Setiap satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu setiap pembelajaran secara fleksibel. Tidak harus semua pelajaran dibagi setiap pekan. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar suatu materi dengan lebih dalam.
Baca Juga: Tips Relaksasi yang Baik Untuk Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19
