Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang perwira Jepang yang memiliki hubungan baik dengan tokoh-tokoh nasional seperti Ahmad Soebardjo.
Sepulang dari Rengasdengklok, Soebardjo bersama Soekarno-Hatta langsung menuju rumah dinas Laksamana Maeda.
Ketika Jenderal Nishimura menyarankan kepadanya untuk tidak ikut campur dengan proklamasi Indonesia, Maeda justru dengan lapang dada mempersilakan rombongan Soekarno-Hatta untuk merumuskan naskah proklamasi di rumahnya.
Baca Juga: Aturan Final Pembagian Formasi Peserta PPPK Guru 20222, Ditjen GTK Sampaikan Hal Ini, CATAT!
- Sayuti Melik
Naskah proklamasi awalnya ditulis di kertas yang merupakan sobekan dari block note dengan lembarannya bergaris-garis biru. Usai dirumuskan oleh Soekarno-Hatta dan Ahmad Soebardjo, naskah ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Ada sedikit perubahan kata pada teks yang diketik. Kata “tempoh” menjadi “tempo”, “wakil-wakil Bangsa Indonesia” menjadi “atas nama Bangsa Indonesia” serta penulisan hari dan bulannya.
Teks tersebut ditandatangani oleh Soekarno Hatta atas nama Bangsa Indonesia
Menariknya, mesin ketik yang digunakan Sayuti Melik merupakan mesin ketik buatan Jerman, pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di Koningsplein (Medan Merdeka Timur).
Baca Juga: PSG vs Nantes Berakhir 4-0, Duet Messi-Neymar Makin Gacor, Mbappe Terpaksa Absen
- Satsuki Mishima
Ia adalah Kepala Staf Bagian Rumah Tangga Maeda. Mishima berperan menyiapkan menu sahur untuk tamu-tamu Laksamana Maeda.