Kendala berikutnya adalah perekrutan guru tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah, sebab masih ditemui adanya ketidaksesuaian antara pihak sekolah dengan pemerintah pusat.
Nadiem mengatakan selama ini proses rekrutmen guru dilakukan secara terpusat sebab ada kekhawatiran adanya jumlah dan kompetensi guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Namun, sebenarnya pemerintah pusat sudah memiliki data dari sekolah karena yang dinilai lebih tahu akan kebutuhan guru.
Kemudian, kendala yang berikutnya adalah formasi ASN yang diajukan oleh pemerintah daerah tidak sesuai dengan kebutuhan.
"Pemda tidak mengajukan formasi ASN yang sesuai dengan kebutuhan data yang dari pusat, data jumlah pendidikan dari Dapodik karena berbagai macam alasan," imbuhnya.
Mengatasi hal itu, Nadiem Makarim mencetuskan rencana untuk membuat marketplace yang ditujukan kepada guru.
Dilansir BeritaSoloRaya.com dari kanal YouTube DPR RI, rencana tersebut atas kesepakatan antara Kemdikbud dengan Kemenkeu, Kemendagri, dan Kemenpan-RB.
"Marketplace untuk talent guru, di mana akan ada suatu tempat di mana semua guru-guru yang boleh mengajar masuk ke dalam sebuah data base yang bisa diakses oleh semua sekolah yang ada di Indonesia," kata Nadiem.