Baca Juga: Ternyata Ada Di Solo, Inilah Masjid Unik dengan Arsitektur Khas Keraton, Simak Selengkapnya
Monumen Sondakan dibangun sebagai penghormatan bagi peristiwa pertempuran sengit antara pejuang Indonesia dan Belanda yang berlangsung di lokasi tersebut.
Pertempuran ini, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi dan Mayor Achmadi, melibatkan kekuatan TNI dan juga bantuan dari Tentara Pelajar (TP).
Pasukan yang kuat tersebut menyerang Belanda mulai dari Tugu Lilin Penumping hingga ke Sondakan. Serangan ini berhasil membuat pertahanan Belanda di sisi barat Kota Solo hancur berantakan, dengan banyak korban jiwa di pihak Belanda.
Serangan ini merupakan kejutan bagi Belanda, karena pasukan gabungan TP, mahasiswa, dan TNI melancarkannya secara gerilya di bawah komando Letkol Slamet Riyadi.
Dampak dari serangan ini sangat besar dan memberikan kekuatan politik kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Kedaulatan Republik Indonesia akhirnya diakui pada 27 Desember 1949, sebagian besar berkat pertimbangan dari Serangan Umum Empat Hari ini.
Pertempuran Serangan Umum Empat Hari di Solo merupakan suatu kejadian yang luar biasa. Sehingga, perlunya menghormati dan mengenang jasa para pahlawan yang gugur dengan mendoakan mereka.
Selain itu, mengunjungi lokasi Monumen Sondakan yang unik ini juga merupakan pengalaman yang menarik.***