Upaya Perangi Siber Ransomware, AS Gandeng Microsoft, Amazon, dan Perusahaan Teknologi Lainnya

- 30 April 2021, 14:25 WIB
Ilustrasi hacker. Pemerintah AS menggandeng Microsoft, Amazon, dan perusahaan teknologi lainnya untuk memerangi siber ransomware yang merebak baru-baru ini.
Ilustrasi hacker. Pemerintah AS menggandeng Microsoft, Amazon, dan perusahaan teknologi lainnya untuk memerangi siber ransomware yang merebak baru-baru ini. /Pixabay/Michael Treu

PR SOLORAYA - Sejumlah perusahaan teknologi bekerja sama dengan organisasi swasta dan lembaga pemerintah untuk membantu pemerintah federal memerangi ransomware menyusul serangkaian serangan siber profil tinggi di Amerika Serikat (AS).

Daftar perusahaan teknologi yang berkontribusi antara lain Amazon Web Services, FireEye, McAfee, dan Microsoft.

Dari sektor publik, pihak yang diajak kerja sama adalah para ahli yang mewakili FBI, National Governors Association, U.S. Cybersecurity and Infrastructure Agency (CISA), dan U.S. Secret Service.

Baca Juga: Begini Cara Membayar Fidyah dan Kriteria Orang yang Bisa Membayarnya

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Newsweek pada Jumat, 30 April 2021, Institute for Security and Technology (IST) telah menerbitkan laporan setebal 81 halaman yang kemudian dipresentasikan secara virtual pada Kamis, 29 April 2021 kemarin.

Dalam presentasi virtual tersebut, Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Alejandro Mayorkas mengatakan bahwa bulan lalu serangan siber ransomware dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan AS.

"Karena jumlah serangan Ransomware terus meningkat, ancaman terhadap keamanan nasional kita dan kehidupan sehari-hari orang Amerika semakin meningkat," kata Mayorkas.

Baca Juga: Peneliti Manuskrip Islam Nusantara: Banyak Ulama Tatar Sunda Dulu yang Mengajar di Makkah

"Keamanan dunia maya bukanlah konsep yang abstrak, tetapi sesuatu yang kita semua perlu prioritaskan dan investasikan, baik dalam sistem rumah sakit besar atau bisnis kecil," lanjutnya.

Departemen Kehakiman AS membentuk satuan tugas ransomware sendiri minggu lalu, dan kata Mayorkas, Gedung Putih juga sedang mengerjakan rencana untuk memerangi serangan ransomware.

"Laporan gugus tugas memberikan visi tentang apa yang dapat kami lakukan untuk mengatasi masalah mendesak ini dengan lebih baik," ungkap Mayorkas.

Baca Juga: Iis Dahlia Pilih Walk Out karena Debat dengan Pasha Ungu: Aa Sama Aku Tuh Pengennya Nyerang

Dia menambahkan DHS berencana untuk bekerja dengan para ahli yang berkontribusi pada laporan IST untuk mengubah rekomendasinya menjadi sebuah tindakan.

Kemba Walden, asisten penasihat umum untuk Unit Kejahatan Digital Microsoft, menegaskan kembali pentingnya mewajibkan pelaporan serangan ransomware pada presentasi virtual hari Kamis kemarin.

"Salah satu manfaat dari pelaporan wajib adalah berbagi informasi yang benar-benar nantinya dapat ditindaklanjuti," kata Walden.

Baca Juga: Eky Taufik Pamit dari Persela Lamongan, Kaesang Pangarep Tunjukkan Sinyal Bakal Gaet Sang Pesepak Bola

Charles Carmakal, wakil presiden senior dan kepala petugas teknologi di perusahaan keamanan siber FireEye Mandiant, juga mendorong organisasi untuk menemukan cara menanggapi serangan ransomware yang suka meminta tebusan kepada korban.

"Pemerasan multifaset dan ransomware adalah ancaman keamanan dunia maya paling umum bagi organisasi saat ini," kata Carmakal.

Dukungan untuk memerangi ransomware di sektor publik dan swasta datang setelah serangan cyber SolarWinds tahun lalu yang diumumkan FireEye pada bulan Desember silam.

Baca Juga: Koordinator Staf Khusus Presiden RI: Perguruan Tinggi Tak Bisa Menghindar dari Perubahan

Baru-baru ini, serangan Ransomware di Florida berdampak pada instalasi pengolahan air dan mengancam keamanan air minum warga.

Serangan lain pada awal pekan ini menargetkan Departemen Kepolisian Metropolitan Washington di Washington, D.C.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Newsweek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x