BERITASOLORAYA.com - Layanan jaringan 5G dapat dirasakan oleh masyarakat Bali, khususnya bagi mereka yang berada di wilayah sekitar lokasi acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Nusa Dua, Bali.
Bali mendapat prioritas layanan 5G untuk mendukung acara puncak Presidensi G20 yang dijadwalkan berlangsung pada 15 hingga 16 November 2022.
Manfaat layanan 5G dirasakan oleh beberapa masyarakat di sekitar, termasuk Nurlia Eka Putri. Dia merasakan kecepatan yang signifikan saat mencoba mengakses media sosial Instagram.
Baca Juga: Guru ASN Jangan Ketinggalan, Tunjangan Sertifikasi Bakal Cair Bulan November, Begini Informasi Kemdikbud
“Sekali klik langsung menuju halaman profil utama,” kata Eka pada Sabtu, 5 November 2022.
Eka sendiri bertempat di titik yang berjarak 10 kilometer dari lokasi acara KTT G20 di Nusa Dua. Dia juga memanfaatkan kehadiran teknologi 5G dengan mengembangkan usaha online melalui Instagram.
Dilansir BeritaSoloRaya.com melalui InfoPublik pada Minggu, 6 November 2022, layanan konektivitas internet generasi kelima dikabarkan bakal dikembangkan di beberapa kota besar Indonesia.
Sejak dua tahun lalu, pemerintah menyiapkan landasan transisi jaringan menuju teknologi terbaru 5G. Hal tersebut mendapat sambutan dari penyedia layanan telekomunikasi dengan meningkatkan pita koneksi.
Baca Juga: Lirik Al Itiraf Lengkap Arab Latin dan Artinya, Syair Abu Nawas yang Menyentuh Hati
Telkomsel bahkan sempat menambah 24 menara Base Transceiver Station (BTS) jaringan 5G. Ini ditujukan bagi para delegasi agar bisa berkomunikasi dengan lancar.
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan arus komunikasi, Telkomsel juga telah menambah 46 BTS jaringan 4G/LTE.
Tak hanya Telkomsel, perusahaan XL Axiata turut ambil bagian dengan menempatkan layanan 5G pada 17 titik di Bali.
Doni Ismanto Darwin selaku Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum mengatakan bahwa hadirnya kecepatan tinggi membuat seluruh aplikasi bisa berjalan dengan baik.
Dia juga memaparkan bahwa jaringan 5G bisa mencapai kecepatan hingga 10 Gbps dengan jeda waktu pengiriman data sekitar empat hingga lima milidetik.
Latensi yang dihasilkan jaringan 5G juga dirasa sangat rendah dan memungkinkan penggunanya untuk mengakses aplikasi yang membutuhkan umpan balik secara realtime.
“Karena teknologi 5G bisa diterapkan di luar komunikasi, seperti kesehatan dan transportasi serta sektor Internet of Things (IoT) lain,” tutur Doni.
Dia juga menilai bahwa hadirnya jaringan 5G dalam acara KTT G20 di Bali bisa menjadi momen yang tepat untuk menerapkan jaringan 5G secara massal di Indonesia.
Meski dirasa belum terlalu berkembang seperti beberapa negara lain, akan tetapi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tutut mendukung penerapan teknologi tersebut.
Kominfo berupaya untuk mendukung penerapan layanan 5G di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 2/2021 tentang Rencana Strategis Kementerian.***