Meskipun hidup dalam lingkungan yang kental dengan tradisi selir, Gusti Nurul memilih jalan hidup yang melampaui zamannya dan menolak praktik poligami.
Pada akhirnya, Gusti Nurul menemukan cinta sejatinya dalam sosok Kolonel Soerjo Soejarso, seorang tentara yang bukanlah tokoh tinggi dalam pemerintahan.
Baca Juga: MENARIK! Berikut Kisah Dewi Sri, Dewi Kesuburan dan Asal-Usul Padi
Mereka menikah pada tahun 1951 dan hidup bahagia bersama. Gusti Nurul tetap tegas dengan prinsipnya hingga akhir hayatnya.
Kisahnya mengajarkan kita pentingnya menjalani hidup dengan kepercayaan pada diri sendiri dan prinsip yang kita pegang, bahkan jika itu berarti berdiri di luar norma-norma sosial pada zamannya.
Sebagai kenang-kenangan atas dedikasinya, Gusti Nurul memiliki sebuah ruangan khusus di Museum Ullen Sentalu di Yogyakarta, yang berisi potret-potret dan barang-barang yang menggambarkan perjalanan hidupnya.
Baca Juga: Candi dan Prasasti Ini Merupakan Peninggalan Kerajaan Kediri Lho, Apa Saja?
Puisi-puisi Gusti Nurul yang penuh makna juga menggambarkan nilai-nilai kehidupannya, seperti cinta yang berlandaskan pada kepercayaan.
Kisah Gusti Nurul menginspirasi untuk hidup sesuai dengan prinsip sendiri dan memegang teguh nilai-nilai yang diyakini, bahkan jika itu berarti berdiri sendiri dalam keputusan hidup yang tegas dan berani.***