Sudah Tahu Sejarah Tari Bedhaya Ketawang? Pelajari Dulu yuk Kisahnya Berikut Ini

- 30 September 2023, 12:41 WIB
Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Ketawang /Tangkap Layar Buku Tematik Kemdikbud/

BERITASOLORAYA.com – Keraton Kasunanan Surakarta sedari dulu memang memegang budaya dan adat istiadat yang kental. Salah satu budaya yang dimiliki oleh Keraton Kasunanan Surakarta adalah Tari Bedhaya Ketawang.

Tari Bedhaya Ketawang merupakan tari Jawa klasik kuno yang memiliki nilai sakralitas tinggi. Selain itu, tarian ini merupakan tari kebesaran milik Keraton Kasunanan Surakarta. Oleh sebab itu, nilai budaya tarian ini sangat kaya dan kental.

Sisi menarik dari Tari Bedhaya Ketawang adalah hanya dipertunjukkan ketika penobatan raja dan saat tingalan dalem jumenengan Sinuhun Pakubuwana Surakarta. Jadi tarian ini tidak sembarangan dipertunjukkan.

Baca Juga: Pelamar PPPK Guru Kemdikbud 2023 Kategori THK II Wajib Tahu, Jadwal Pendaftaran Diperpanjang, Sampai Kapan?

Berdasarkan informasi yang didapatkan tim BeritaSoloRaya.com dari berbagai sumber pada 30 September 2023, ternyata Tari Bedhaya Ketawang ini memiliki sejarah dan asal-usul kata.

Menurut istilahnya, Tari Bedhaya Ketawang berasal dari kata Bedhaya yang berarti penari wanita dalam istana dan Ketawang berarti langit atau sesuatu yang tinggi dan luhur.

Sehingga Tari Bedhaya Ketawang artinya adalah karya seni tari yang memiliki nilai luhur, sakral dan suci.

Tari Bedhaya Ketawang ini memiliki sejarah tersendiri. Pencipta tari ini adalah Panembahan Senapati yang didasarkan atas pengalaman Panembahan Senapati sewaktu bertapa.

Baca Juga: Warga Pulau Rempang Sudah Siap untuk Pindah? Rumornya, Segini Jumlah Uang Pindah yang Diberikan Pemerintah

Dalam tapanya tersebut, Panembahan Senapati melakukan hubungan mistis dengan Kanjeng Ratu Kidul atau Kanjeng Ratu Kencana Sari.

Proses hubungan mistik inilah yang menjadi dasar dalam gerakan Tari Bedhaya Ketawang. Kanjeng Ratu Kidul sendiri dipercaya sebagai ratu makhluk halus yang menguasai dasar Pantai Laut Selatan Jawa.

Oleh sebab itu, Tari Bedhaya Ketawang ini disakralkan. Tari Bedhaya Ketawang ini disakralkan untuk bentuk kelestarian hubungan mistis keturunan Panembahan Senapati sebagai Raja Mataram dengan penguasa Laut Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Karena tarian ini tergolong sakral dan suci, maka penarinya harus memenuhi kriteria dan persyaratan. Biasanya penari Bedhaya Ketawang berjumlah sembilan orang yang melambangkan delapan arah mata angin dengan satu pusat penjuru di tengahnya.

Baca Juga: Benarkah BP Batam Akhirnya Penuhi Permintaan Warga Pulau Rempang Terkait Relokasi? Ini Penjelasannya…

Adapun kriteria penari yang bisa menarikan Bedhaya Ketawang di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Para penari harus dalam keadaan suci dan tak sedang mengalami menstruasi.
  2. Para penari harus masih dalam keadaan perawan.
  3. Para penari berusia antara 17-25 tahun, sebab pada usia ini masih dapat menari selama 1,5 jam dan masih memiliki kulit yang bagus.
  4. Seorang penari harus memiliki postur tubuh proporsional dan mempunyai daya tahan tubuh baik.
  5. Seorang penari harus melakukan puasa mutih, yaitu puasa dengan tak makan selain makanan berwarna putih selama beberapa hari.

Baca Juga: Apakah PPPK Bisa Dilamar oleh Fresh Graduate? Simak Penjelasan Berikut Ini Agar Lebih Paham

Itulah beberapa informasi singkat mengenai sejarah Tari Bedhaya Ketawang yang dimiliki oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Tari Bedhaya Ketawang ini memiliki nilai budaya dan nilai sakral yang tinggi.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah