Kebiasaan Minum Kopi Dapat Mengurangi Umur: Mitos atau Fakta?

- 17 Juli 2023, 21:40 WIB
Kebiasaan minum kopi dapat mengurangi umur, Mitos atau Fakta? Simak penjelasan berikut berdasarkan sebuah penelitian ilmiah.
Kebiasaan minum kopi dapat mengurangi umur, Mitos atau Fakta? Simak penjelasan berikut berdasarkan sebuah penelitian ilmiah. /Pixabay/Engin_Akyurt

BERITASOLORAYA.com Kebiasaan minum kopi telah menjadi kebiasaan favorit bagi masyarakat di seluruh dunia selama bertahun-tahun lamanya. Untuk memulai kegiatan di pagi hari banyak orang terbiasa minum kopi dulu, karena aromanya yang unik dan efeknya yang menstimulasi (menggiatkan).   

Namun, saat kopi menjadi populer, ada kekhawatiran bahwa kebiasaan minum kopi dapat mengurangi umur. Apakah itu benar? Mari kita lihat apakah pernyataan ini merupakan mitos atau fakta ilmiah.

Mitos yang beredar mengenai hubungan antara kebiasaan minum kopi dan penurunan umur seringkali berasal dari anggapan bahwa kandungan kafein dalam kopi dapat memiliki efek negatif pada tubuh manusia. 

Meskipun kafein adalah stimulan (mengakibatkan rangsangan pada hormon) yang terkait dengan peningkatan detak jantung dan tekanan darah sementara. Penelitian ilmiah terkini menunjukkan bahwa minum kopi dalam jumlah moderat (perilaku ekstrim)  tidak secara signifikan berpengaruh terhadap risiko kematian dini.

Sebagai contoh, yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari sebuah jurnal penelitian dari Park., et all. tahun 2017 yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine yang berjudul “Association of Coffee Consumption With Total and Cause-Specific Mortality Among Nonwhite Populations”. Dalam penelitian ini melibatkan lebih dari 500.000 orang dari sepuluh negara Eropa. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan minum kopi secara umum tidak terlalu berpengaruh terhadap risiko kematian yang tinggi. Sebaliknya, penelitian ini menunjukkan hubungan yang berlawanan antara konsumsi kopi dan risiko penyakit jantung, penyakit hati, dan diabetes tipe 2.

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam penelitian lain yang dilakukan pada kelompok penduduk yang lebih spesifik (khusus). 

Baca Juga: Kebiasaan Minum Kopi Dapat Mengurangi Umur: Mitos atau Fakta?

Sebagai contoh, yang dikutip dalam studi dari Kim., et all. tahun 2019 yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology, dengan judul “Coffee consumption and all-cause and cause-specific mortality: a meta-analysis by potential modifiers”.

Pada penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki riwayat penyakit jantung koroner tidak memiliki hubungan antara konsumsi kopi dan risiko kematian dini.

Namun, perlu diingat bahwa efek kebiasaan minum kopi dapat berbeda-beda dari orang satu ke orang lainnya, tergantung pada genetika, riwayat kesehatan, dan dosis kafein yang dikonsumsi. 

Beberapa orang kadang-kadang memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap kafein dan memiliki efek negatif seperti gangguan tidur, kecemasan, atau ketegangan otot. Dalam kasus seperti ini, orang ini harus membatasi konsumsi kafein mereka atau beralih ke minuman dengan jumlah kafein yang lebih rendah.

Selain itu, perlu diingat bahwa cara penyajian kopi  juga dapat memengaruhi kesehatan bagi peminum. Menambahkan krim, sirup, atau gula ke dalam kopi dapat meningkatkan asupan kalori dan gula, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan peminum kopi.

Kesimpulanya yaitu pernyataan tentang kebiasaan minum kopi dapat menurunkan umur sering dianggap sebagai mitos. Studi ilmiah terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan minum kopi dalam jumlah moderat (perilaku ekstrim) tidak secara signifikan berpengaruh terhadap risiko kematian dini. 

Baca Juga: Penikmat Kopi Wajib Tahu, 3 Kebiasaan Ini dapat Meningkatkan Kematian Dini

Bahkan, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kopi dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), dan diabetes tipe 2. Namun, untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, minum kopi tanpa gula dan krim lebih baik.

Jika Anda memiliki pertanyaan khusus tentang dampak kopi pada kesehatan Anda, Anda harus selalu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter Anda.***

Editor: Egia Astuti Mardani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah