BERITASOLORAYA.com - Farel Aditya menjadi bahan perbincangan publik menyusul keputusannya berhenti dari sekolah yang dipilihkan Dokter Richard.
Sebelumnya, Farel Aditya, sosok remaja 17 tahun asal Medan, menjadi terkenal karena ia sering kali menciptakan konten-konten di TikTok yang mengulas kehidupan pribadinya.
Farel Aditya adalah anak dari orang tua yang bercerai dan tinggal bersama dengan neneknya. Diketahui sejak kecil ia ditinggal oleh kedua orang tuanya. Sang ibu memutuskan untuk menikah lagi, sedangkan ayahnya mendekam dalam penjara.
Baca Juga: Viral di Twiitter, Farel Aditya Keluhkan Ganti Rugi 40 Juta Uang Dokter Richard: Hidupku Pilihanku!
Kisah pilunya itu dibagi di media sosial seperti Tiktok dan Instagram. Tak main-main, pengikut Tiktoknya sempat mencapai 400 ribu. Namun, belakangan, akunnya itu hilang.
Farel Aditya lalu mendapat kesempatan diundang dalam podcast Dokter Richard. Di sana, ia banyak menceritakan kisah pilunya ditinggal dan tidak dihiraukan oleh sang ibu.
Di dalam podcast itu pula Farel bersama gurunya, menceritakan kesehariannya di sekolah. Ia tercatat sebagai anak berprestasi di sekolahnya.
Tak hanya itu, ia juga turut membantu perekonomian keluarga dengan bekerja sebagai guru les dan cleaning service sekolah.
Melihat itu, Dokter Richard tersentuh sehingga berinisiatif membantu Farel untuk melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi.
Tak main-main, selain biaya pendidikan, Dokter Richard membantu melunasi hutang-hutang yang dimiliki Farel dan neneknya.
Dokter Richard juga memberikan sejumlah gadget padanya demi mendukung kegiatannya di sekolah.
Namun, belakangan Farel diketahui mundur dari sekolahnya. Belum genap 1 minggu ia bersekolah di SMA Xaverius 1 Palembang, ia lalu memutuskan berhenti dan pulang ke Medan.
Meskipun telah dibujuk dan dilarang Dokter Richard dan timnya untuk berhenti sekolah, ia tetap memutuskan kembali pulang menemui neneknya.
Sebenarnya apa alasan dibalik keputusan FArel Aditya itu?
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Tiktok Adinsyah pada 14 Agustus 2023, Farel menyebutkan alasannya.
"Tidak, tidak ada yang ngebully," kata Farel menjelaskan bahwa pembulian bukan menjadi faktor utama. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dirinya merasa kesepian ketika berada di perantauan.
"(di kos) kayak nggak ada kehidupan, bingung mau cerita sama siapa, (temen) nggak ada,jadi jujur Farel tu ngerasa di kelas itu sosialisasinya kurang banget jadi (kayak) sendiri-sendiri," lanjutnya.
Farel juga mengaku bahwa dirinya stress menghadapi pelajaran yang begitu sulit di kelas.
Dalam klarifikasinya juga Farel mengatakan bahwa semua fasilitas yang diberikan oleh Dokter Richard ia kembalikan.
"Dari hp, laptop, kunci kereta (sepeda motor), sudah (dikembalikan) semua," tutupnya.***