Kumpulan Puisi Kemerdekaan Indonesia untuk HUT RI ke 77 yang Bisa Bangkitkan Semangat Nasionalisme

- 3 Agustus 2022, 16:08 WIB
Kumpulan Puisi Kemerdekaan Indonesia untuk HUT RI ke 77
Kumpulan Puisi Kemerdekaan Indonesia untuk HUT RI ke 77 /Pixabay

BERITASOLORAYA.com- Menjelang HUT RI ke 77, biasanya terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut.

Salah satunya adalah pembacaan puisi untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia atau HUT RI ke 77.

Berikut beberapa puisi dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia untuk memperingati HUT RI ke 77:

Baca Juga: KPK Memburu Surya Darmadi, Disebut Rugikan Negara hingga Rp78 Triliun

1. Di bawah Kibaran Merah Putih

Karya: M. Taufiq Affandi, dosen Universitas Darussalam Gontor

Aku tersimpuh
di bawah kibaran merah putih
bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak
melekuk, meliuk, menggelora

Aku tersimpuh
di bawah naungan merah putih
yang enggan turun, enggan layu
setelah lama badai menghujamnya

Mencari pijakan, aku harus bangkit
menepis debu yang menggelayutiku
menebalkan lagi tapak kakiku
ini waktuku berdiri!

Tak lagi aku lengah, takkan
ini tanah bukan tanah tanpa darah
ia terhampar bukan tanpa tangis
terserak cecer tiap partikel mesiu di sana

Jika pada patahan waktu yang lalu
aku bersembunyi, berkarung
pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin
aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok

Aku terhuyung
memegang erat tiang merah putih
aku memanjat asa, memupuk tekad
Indonesia, pegang genggam beraniku!

Genggam… genggam erat
akan kusongsong duri, kutapak tebing
perjuangan ini belum pudar
aku akan mengawalmu, merah putihku!

Baca Juga: KPK Memburu Surya Darmadi, Disebut Rugikan Negara hingga Rp78 Triliun

2. Kuukir Namamu, Pahlawan

Karya: M. Taufiq Affandi, dosen Universitas Darussalam Gontor

Seperti awan merajut hujan
kusulam namamu di langitku
langit yang Allah bentangkan melalui perihmu
oksigen segar kemerdekaan
yang mengalir dari sesak dadamu
kuhirup seperti aliran sungai surgawi

Seperti akar merambat tanah
kuukir namamu, Pahlawan
dalam-dalam
bukan untuk kukenang
bukan untuk menghiasi bilikku
namun, petuah perjuangan bagiku

Apa yang menggerakkan beranimu?
Apa yang mendobrak takutmu?
Di mana gentar itu?
Tentu saja… tentu saja… ia sirna
pada detik cintamu pada Indonesia terusik
pada detik itu… kekuatan yang tak tampak menguatkanmu

Aku akan berdiam sejenak
di tendamu malam ini
beberapa saat saja
hingga kulitku merasakan dinginmu
dan perutku merasakan laparmu
mataku merasakan perihmu

Lalu aku akan mengambil
sisa-sisa aura kosmosmu yang menjejak
kuserap dalam pori-poriku
kuhirup sekuat-kuatnya
hingga mengalir ke dalam nadiku
hingga kuharap kau tahu, kini aku yang jaga merdeka itu

Kuukir namamu, Pahlawan
pada gunung, pada laut
pada udara, pada puisi burung
di tiap huruf namamu, Pahlawan
ada suku kata merdeka
ada doa… untukmu

Baca Juga: Bali United Evaluasi Skuad Jelang Laga Lawan Rans FC, Coach Teco: Rans Tim Bagus

3. Bukan Gugurmu yang Kutangisi

Karya: M. Taufiq Affandi, dosen Universitas Darussalam Gontor

Saat kau pergi
pagi itu
dengan senjata seadanya di tanganmu
dan ikat merah putih di kepalamu
bukan pergimu yang kutangisi
bukan, sayang
bukan itu

Aku melihat langkahmu
lurus, tegap
tak pernah kau seyakin itu
tak pernah
aah… aku nyeri membayangkannya
tak pernah aku melihatmu
tersenyum semisterius itu

Dzkir, sujud, dan segala kata-kata langit
kuucapkan
deras di mulut dan benakku
seolah aku melihatnya
menjadi butiran atom cahaya
yang terbang mengelilingimu
menghangatkanmu

Siluetmu mulai hilang
jauh di ujung sana
kilas cahaya merah putih dari kepalamu
menjadi nur terakhir yang kulihat
pekik merdekamu
masih terbisik di telingaku
lembut, namun penuh api

Saat kau pergi
pagi itu
dan perang melawan penjajah
mengantarmu menghadap Sang Pencipta
bukan gugurmu yang kutangisi
bukan, sayang
bukan itu

Karena kutahu
gugurnya pahlawan bukanlah mati
itu adalah kehidupan sebenarnya bagimu
karena kutahu
takkan pernah sia-sia juangmu
untuk bangsa Indonesia yang kau cintai ini
dan kutahu kau menikmati cintamu itu

Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental dengan Melakukan 5 Kebiasaan Sederhana Ini untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik

Bukan gugurmu yang kutangisi
Bukan, sayang
ini bukan tangis kesedihan
ini adalah tangis haru akan kemenanganmu

Ah, baiklah… aku berbohong jika aku mengatakan
bahwa aku tak sedikitpun perih dengan hilang rautmu
Namun, percayalah, bagiku, kau tak pernah gugur.***

 

Editor: Rita Azlina

Sumber: unida.gontor.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah