Aramco Perusahaan Minyak Terbesar di Dunia Diobral, Investor China Siap Beli Sebagian Sahamnya

30 April 2021, 08:58 WIB
Aramco akan dibeli sebagian saham, setelah perusahaan tersebut mengobralnya. /REUTERS/Hamad I Mohammed

PR SOLORAYA - Investor utama China dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham di perusahaan minyak Saudi Aramco.

Sebelumnya, beberapa sumber mengatakan bahwa perusahaan minyak negara Arab Saudi bersiap untuk menjual bagian lain dari bisnisnya kepada investor internasional.

Dikutip dari Reuters pada Jumat, 30 April 2021, Arab Saudi sedang dalam diskusi untuk menjual satu persen saham dari Aramco ke perusahaan energi global terkemuka.

Baca Juga: Dampak Pelonggaran Lockdown, Brasil Catatkan 3.001 Kematian Baru dalam Sehari Akibat Covid-19

Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam sambutannya yang disiarkan TV nasional Arab Saudi pada Selasa lalu mengatakan Aramco nantinya dalam satu atau dua tahun ke depan dapat menjual saham lebih lanjut termasuk kepada investor internasional.

Dapat diketahui bahwa kepemilikan 1 persen akan setara dengan sekitar Rp273,6 triliun berdasarkan kapitalisasi pasar Aramco saat ini.

Menurut sumber, dana kekayaan kedaulatan China Investment Corporation (CIC) termasuk di antara mereka yang dapat berinvestasi.

Baca Juga: Siap Cegah Masyarakat yang Nekat Mudik, Polda Riau Mendirikan 4 Pos Penyekatan di Perbatasan

Saat ini Aramco sedang melakukan proses perbincangan dengan CIC, serta perusahaan minyak nasional China, kata salah satu sumber yang dekat dengan CIC.

Namun CIC belum memberikan kabar terkait pembelian saham tersebut, dan tak satupun dari perusahaan China lainnya dapat segera dihubungi untuk dimintai keterangan.

Aramco telah berhubungan dengan investor China selama beberapa tahun dan CIC adalah investor yang paling mungkin, kata sumber kedua dengan dana ekuitas swasta yang didukung negara.

Baca Juga: Segera Klaim dan Tukar Hadiahnya, Kode Redeem FF 30 April 2021 Valid dari Garena, Ada 28 Kode Baru Menanti

"Kerajaan memang memiliki hubungan dekat dengan China," kata sumber ketiga, yang dekat dengan Aramco.

"Pemegang saham utama akan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan saham mereka," lanjutnya.

Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mempertahankan posisinya sebagai pemasok minyak mentah terbesar China selama kurun waktu terakhir tujuh bulan berturut-turut.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia 30 April 2021, Ada Tambahan 386.829 Kasus Positif di India dalam Kurun Waktu 24 Jam

Sumber lain mengatakan sebelum pandemi Covid-19, Aramco telah melakukan tur keliling China mencari investor, berbicara dengan semua investor besar negara bagian dengan uang dari luar negeri, tetapi hanya sedikit yang tertarik.

Selain CIC, China Silk Road Fund juga termasuk di antara perusahaan yang mereka dekati.

Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia, terdaftar di bursa Saudi pada akhir 2019, mengumpulkan Rp368,75 triliun dalam IPO dan kemudian menjual lebih banyak saham di bawah opsi greenshoe untuk meningkatkan menjadi Rp423,49 triliun.

Baca Juga: Dukung Aturan Pemerintah soal Larangan Mudik Lebaran 2021, Pemkot Bogor Ambil 3 Tindakan Tegas

MBS mengatakan dalam wawancara bahwa Riyadh akan terus memperkuat hubungannya dengan China, India, dan Rusia, meskipun Amerika Serikat tetap menjadi mitra strategis.

Meskipun, menurutnya, ada beberapa perbedaan dengan pemerintahan Biden, yang dianggap telah mengambil sikap lebih keras terhadap negaranya, Arab Saudi.

"China mengatakan Arab Saudi adalah mitra strategis, India mengatakan Arab Saudi adalah mitra strategis dan Rusia juga mengatakan Arab Saudi adalah mitra strategis," ungkap MBS.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler