Para Pemimpin Negara G7 Akan Bertemu, Bahas Bagaimana Menangani Propaganda Rusia dan China

3 Mei 2021, 20:57 WIB
Ilustrasi. Para Pemimpin Negara G7 Akan Bertemu, Bahas Bagaimana Menangani Propaganda Rusia dan China. /REUTERS/Alessandro Bianchi

PR SOLORAYA - Para pemimpin G7 akan bertemu secara langsung untuk pertama kalinya dalam dua tahun ini, semenjak awal pandemi Covid-19.

Dikutip dari News Sky pada Senin, 3 Mei 2021, perwakilan dari negara-negara terkaya di dunia akan bertemu langsung pada minggu ini untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Pertemuan G7 akan dilaksanakan di London dengan peserta dari negara Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.

Baca Juga: Tanggapi Larangan Mudik Selama Lebaran 2021, Wamenag: Jihad untuk Kemanusiaan

Dalam laporannya, perwakilan dari Uni Eropa dan menteri luar negeri India Subrahmanyam Jaishankar juga menghadiri pertemuan tersebut.

Lebih lanjut lagi, ada beberapa negara lain yang turut diundang, seperti negara Australia, Korea Selatan, dan Afrika Selatan.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab rencananya akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang tiba di Inggris pada Minggu malam.

Baca Juga: Nilai Chemistry Jeon Yeo Bin di Drama Vincenzo Paling Oke, Song Joong Ki: Karakter yang Menawan

Keduanya diharapkan membahas isu-isu penting saat ini yang terdiri dari penarikan pasukan dari Afghanistan, kesepakatan perdagangan pasca-Brexit, program nuklir Iran, dan China.

"Ruang lingkup kerja sama global yang intens, kerja sama internasional dengan mitra kami AS dan juga G7 yang lebih luas, nantinya pembicaraan ini akan menjadi hal-hal besar yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Menteri Luar Negeri Inggris.

Salah satu poin yang diharapkan juga dalam agenda G7 ini adalah bagaimana menangani propaganda dan disinformasi dari Rusia.

Baca Juga: Kematangan Demokrasi Indikator Kebebasan Pers, Dosen UGM: Tanpa Jurnalis Tidak Mungkin Ada Reformasi

"Ketika kita melihat kebohongan dan propaganda atau berita palsu yang disebarluaskan, kita dapat, tidak hanya secara individu, tetapi secara bersama-sama memberikan bantahan dan menyajikan kebenaran, tidak hanya untuk rakyat negara ini tetapi juga di Rusia atau China atau bahkan di seluruh dunia," jelas Raab.

Sebelumnya, para pejabat keamanan dari Inggris, AS, dan Eropa menyalahkan Rusia dan China karena menyebarkan disinformasi tentang pemilu dan vaksin COVID-19.

Dikatakan bahwa Rusia menuduh Barat telah menyebarkan propaganda anti-rusia, sedangkan China mengatakan bahwa Barat adalah penindas yang sebenarnya.

Baca Juga: Belum Pernah Bekencan, Kim So Hyun Kesulitan Saat Akting Romantis dengan Lawan Mainnya

Selain itu, Kementerian Luar Negeri mengatakan para menteri G7 akan menginvestasikan Rp218,20 triliun dalam pembiayaan pembangunan selama dua tahun ke depan untuk membantu perempuan di negara berkembang dalam mengakses pekerjaan, menciptakan bisnis, dan pemulihan dari dampak virus corona.

Dari program investasi mereka, diharapkan mampu mengatasi tingginya angka kebutaan huruf yang menimpa anak-anak perempuan usia 10 tahun di negara-negara miskin.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: News Sky

Tags

Terkini

Terpopuler