Walaupun Pembicaraan Damai Palestina-Israel Masih Jauh, Menlu AS Tetap Puji Mesir dan Yordania

27 Mei 2021, 10:21 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. /Twitter @SecBlinken

PR SOLORAYA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah menyelesaikan kunjungan dua hari ke kawasan Timur Tengah.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis, 27 Mei 2021, ia memenangkan dukungan diplomatik dan janji ratusan juta dolar dari negara-negara Arab saat ia bergerak untuk menopang gencatan senjata yang mengakhiri konflik 11 hari antara Israel dengan Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza.

Namun misi tersebut hanya membuat kemajuan kecil dalam menyelesaikan masalah yang lebih dalam di jantung konflik Israel-Palestina.

Baca Juga: Meski Dapat Kesempatan, 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK Tak Sudi Mendapat Pembinaan

Termasuk ketegangan di Yerusalem Timur yang diduduki, yang mana memainkan peran kunci dalam memicu kekerasan terbaru.

Setelah dua hari pembicaraan dengan pejabat Mesir, Yordania, Israel dan Palestina, Blinken mengakui bahwa dimulainya kembali tema pembicaraan damai masih sangat jauh.

Sementara itu, dia mengklaim bahwa dirinya telah membuat kemajuan menuju tujuan yang lebih sederhana untuk memperkuat gencatan senjata dan membangun kembali Jalur Gaza.

Yang sebelumnya mengalami kehancuran luas ketika Israel membombardir wilayah itu dari udara, darat dan laut selama 11 hari.

Baca Juga: 3 Alasan Tak Dong Kyung di Drama Doom At Your Service Bisa Hangatkan Hati Myul Mang yang Dingin

"Kami melihat gencatan senjata, bukan sebagai akhir, tetapi sebagai permulaan, sesuatu untuk terus dikembangkan," kata Blinken kepada wartawan pada Rabu kemarin di ibu kota Yordania, Amman, tempat ia bertemu Raja Abdullah II.

Sebelumnya, dia berada di Mesir untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi.

Mesir memiliki hubungan lama dengan kedua belah pihak dalam konflik dan memainkan peran kunci dalam menengahi gencatan senjata setelah 11 hari kekerasan, yang tentunya masih dalam koordinasi dengan AS.

Baca Juga: Qatar Janji Akan Kucurkan Bantuan Dana Sebesar Rp7,1 Triliun untuk Rekonstruksi Jalur Gaza

"Kami telah memiliki mitra yang nyata dan efektif di Mesir dalam menangani kekerasan, relatif cepat," kata Blinken di Kairo setelah pertemuan dengan el-Sisi, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.

"AS dan Mesir sekarang bekerja sama dengan erat untuk membangun sesuatu yang positif," lanjutnya.

Mesir, kata Blinken, sangat penting untuk berbagi aspirasi bagi Palestina dan Israel untuk hidup dalam keselamatan dan keamanan dalam menikmati kebebasan, juga memiliki kesempatan dan martabat yang sama.

Selain itu, di Yordania, Raja Abdullah mengatakan kepada Blinken pada Rabu kemarin bahwa dirinya menyambut baik langkah pemerintah untuk membuka kembali konsulat AS di Yerusalem, kata media milik negara.

Baca Juga: Desak Pejabat Tertib Protokol Kesehatan Meski Sudah Vaksinasi, Epidemolog UI: Publik Semakin Tidak Peduli

Namun Blinken mengatakan sedikit waktu akan dibutuhkan untuk melakukan langkah tersebut, yang dia umumkan pada Selasa lalu.

Konsulat Yerusalem telah berfungsi sebagai kedutaan de facto untuk Palestina sampai mantan Presiden Donald Trump menutupnya pada 2019.

Blinken juga mengatakan bahwa raja Yordania, yang dinasti Hashemitnya memiliki hak asuh atas situs-situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem, telah memainkan peran penting dalam memperantarai kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran.

Dia juga mengatakan bahwa bantuan telah mulai berdatangan di Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya untuk membantu rekonstruksi di daerah-daerah kantong yang hancur.

Baca Juga: Label Kalori di Kemasan Makanan Tidak Akurat? Begini Faktanya serta Tips untuk Memilih Makanan Sehat

Sebelumnya, baku tembak terburuk dalam beberapa tahun antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina yang dimulai pada 10 Mei lalu, setelah pasukan keamanan Israel menggerebek kompleks Masjid Al-Aqsa, melukai ratusan warga Palestina.

Ketegangan telah meningkat di Yerusalem Timur selama beberapa minggu karena kebijakan Israel di daerah tersebut selama bulan suci Ramadhan dan ancaman pengusiran paksa keluarga Palestina untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi.

Dalam 11 hari pertempuran, serangan udara dan tembakan artileri Israel di Gaza menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.900 orang, menurut kementerian kesehatan di Gaza.

Sedangkan roket dan tembakan lain dari Gaza menewaskan 12 orang di Israel, termasuk dua anak, kata petugas medis. Sekitar 357 orang di Israel terluka.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler