Kim Jong Un Sebut K-Pop Sebagai Kanker Ganas Bagi Budaya Korea Utara

12 Juni 2021, 09:08 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. /KCNA via Reuters/

PR SOLORAYA - Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea, Kim Jong Un mengatakan bahwa K-pop adalah kanker ganas yang merusak budaya anak muda Korea Utara.

Sebuah media Korea Utara menyatakan bahwa K-pop telah merusak dan menodai pakaian, gaya rambut, pidato, dan perilaku anak muda Korea Utara.

Jika dibiarkan, lanjut pernyataan media tersebut, K-pop akan membuat Korea Utara runtuh seperti dinding yang lembab, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Allkpop pada Sabtu, 12 Juni 2021.

Selama bertahun-tahun berpisah, budaya pop Korea Selatan sering diselundupkan melintasi perbatasan karena banyak orang Korea Utara yang mendapatkan drama dan musik Korea Selatan secara ilegal.

Baca Juga: Berapa Jumlah Vaksin yang Akan Disumbangkan Negara Anggota G7 ke Negara Miskin dan Berkembang?

Namun, dengan pengaruhnya yang berkembang di seluruh dunia, budaya pop Korea Selatan mendapatkan popularitas yang jauh lebih besar di Korea Utara daripada sebelumnya.

Sebagai tanggapan, Kim Jong Un telah memerintahkan tindakan tegas untuk mengendalikan pengaruh budaya yang dengan cepat menyebar ke negara itu.

Korea Utara juga telah melarang dan menyensor konten yang dapat diakses oleh orang-orang di negara itu.

Namun, upaya penyensoran tersebut tidak menghentikan mereka untuk mengimpor konten K-pop secara ilegal di Korea Utara.

Baca Juga: China Kecam Latihan Angkatan Laut AS-Australia di Laut China Selatan

"Pemuda Korea Utara berpikir bahwa mereka tidak berutang apapun kepada Kim Jong Un," ungkap seorang pembelot Korea Utara, Jung Gwang Il.

Jung Gwang Il adalah salah satu pembelot dari Utara yang menjalankan jaringan untuk menyelundupkan K-Pop ke Korea Utara. Oleh karena itu, generasi muda tampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh globalisasi K-pop.

Selain itu, dengan kemajuan teknologi, bahkan di Korea Utara, impor dan penyelundupan konten secara ilegal menjadi jauh lebih mudah sementara pemerintah semakin sulit mengaturnya.

Hiburan Korea Selatan diselundupkan dalam bentuk flash drive yang dipasok dari China. Banyak anak muda Korea Utara saat ini menonton K-drama dan mendengarkan K-pop di balik pintu yang tertutup.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia 12 Juni 2021, Pasien Covid-19 yang Meninggal Mencapai 3,8 Juta Jiwa

“Bagi Kim Jong Un, invasi budaya dari Korea Selatan telah melampaui tingkat yang dapat ditoleransi. Jika ini dibiarkan, dia khawatir rakyatnya mungkin mulai mempertimbangkan Korea Selatan sebagai alternatif Korea untuk menggantikan Korea Utara,” kata Jiro Ishimaru, pemimpin redaksi media Jepang yang kerap memantau Korea Utara.

Kini, menurut laporan artikel yang ia terbitkan, ditemukan beberapa wanita Korea Utara yang memanggil pasangannya dengan sebutan 'Oppa' daripada 'kamerad'.

Pemerintah Korea Utara mulai memperketat pencarian dan pemantauan pada perangkat komputer, pesan teks, pemutar musik, dan buku catatan guna mencari konten Korea Selatan.

Lebih lanjut lagi, terdapat aturan kepada kelompok maupun individu yang diketahui menggunakan bahasa Korea Selatan akan diusir dari kota, sedangkan bagi yang tertangkap menyelundupkan konten akan dihukum di kamp konsentrasi.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: K-Pop

Tags

Terkini

Terpopuler