Kepala WTO: Konflik Rusia Ukraina Berdampak Serius Pada Pasokan Pangan

27 Maret 2022, 19:48 WIB
Kenaikan harga akibat konflik Rusia Ukraina tersebut disampaikan oleh Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala /Dok PRFMNEWS.

BERITASOLORAYA.com - Kondisi laut hitam yang digunakan sebagai jalur biji-bjian masih diblokir akibat  konflik Ukraina Rusia, maka harga pangan global naik.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari artikel Pikiran Rakyat berjudul Bos WTO: Konflik Ukraina-Rusia Picu Kerusuhan Pangan di Negara-Negara Miskin, kenaikan harga akibat konflik Rusia Ukraina tersebut disampaikan oleh Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala

Kepala WTO tersebut juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa hal ini dapat berdampak buruk kepada harga pangan dunia, utamanya untuk negara miskin.

Baca Juga: Drama Twenty Five Twenty One Ungkap Pergolakan Batin Nam Joo Hyuk yang Akan Bikin Tersentuh

"Saya pikir kita harus sangat khawatir melihat ini. Dampak pada harga pangan dan kelaparan tahun ini dan berikutnya bisa sangat besar. Makanan dan energi adalah dua item terbesar dalam keranjang konsumsi orang miskin di seluruh dunia," katanya kepada The Guardian pada Kamis, 24 Maret 2022.

Okonjo-Iweala merinci, Rusia dan Ukraina adalah dua negara yang menyediakan 24 persen pasokan gandum global.

Impor makanan dari wilayah Laut Hitam sangat penting untuk kelangsungan hidup 35 negara Afrika.

Baca Juga: Lirik Ya Hannan Ya Mannan dengan Bahasa Arab, Latin dan Terjemahnya

WTO mendesak agar negara-negara penghasil makanan untuk tidak membuat kesalahan yang sama terkait pengiriman vaksin Covid-19 ke Afrika.

Menurut WTO, negara kaya telah menimbun pasokan vaksin Covid-19 dan membuat negara-negara miskin menunggu untuk menerima dosis.

"Ini adalah reaksi alami untuk mempertahankan apa yang Anda miliki - kami melihatnya dengan kasus vaksin. Tapi kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama dengan pangan ... Kita harus memastikan bahwa kita belajar dari vaksin dan krisis pangan sebelumnya. Saya tidak yakin kami dapat sepenuhnya mengurangi dampak perang di Ukraina karena jumlah yang terlibat sangat besar, tetapi kami dapat mengurangi sebagian," katanya.

Baca Juga: Hukum Wudhu Sambil Berbicara, Begini Penjelasan Habib Umar

Okonjo-Iweala menyatakan keprihatinan bahwa Ukraina tidak akan dapat memulai musim tanam tahun ini tepat waktu karena konflik.

"Ini bermasalah, Ukraina biasanya memasok setengah gandung ke Program Pangan Dunia, Departemen PBB dan menyediakan pasokan darurat ke negara-negara miskin," katanya.

"Jika kita tidak memikirkan bagaimana mengurangi dampak perang yang akan menjadi bencana lain tidak hanya tahun ini tetapi tahun berikutnya," katanya.

Baca Juga: Siap Rilis Lagu Baru, BTS Akan Kolaborasi Dengan Musisi Terkenal Snoop Dogg

Okonjo Iweala mencatat, krisis pangan yang sebanding dengan yang terjadi pada akhir 2000an dapat kembali terulang jika harga pangan melonjak tinggi.

Untuk menghindari eskalasi, WTO mendesak 164 anggotanya untuk memberlakukan pembatasan ekspor pada makanan.*** (Ikbal Tawakkal / Pikiran Rakyat)

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler