Kalahkan Rishi Sunak, Liz Truss Resmi Menjadi Perdana Menteri Inggris Gantikan Boris Johnson

6 September 2022, 16:05 WIB
Kolase potret mantan PM Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Inggris terbaru, Liz Truss. / REUTERS/Andrew Boyers Jeff Overs/BBC/Handout via REUTERS/

BERITASOLORAYA.com – Anggota Partai Konservatif Inggris memilih Liz Truss untuk menggantikan Boris Johnson sebagai pemimpin partai pada hari Senin, 5 September 2022.

Terpilihnya Liz Truss sebagai pemimpin partai menandakan bahwa ia juga akan menggantikan Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris pada Selasa, 6 September 2022.

Liz Truss mengalahkan saingannya dalam pemungutan suara anggota Partai Konservatif yaitu Rishi Sunak.

Baca Juga: Lirik Lagu Bila Waktu Tlah Berakhir Opick

Sebelum menunjuk tim menteri untuk kabinet baru, Liz Truss akan melakukan perjalanan untuk mengunjungi Ratu Elizabeth di Skotlandia.

“Terima kasih telah mempercayakan saya untuk memimpin dan menyampaikan negara kita yang hebat,” kata Truss, dikutip BeritaSoloRaya.com dari Reuters.

“Saya akan mengambil tindakan berani untuk membuat kita semua melewati masa-masa sulit ini. Saya akan menumbuhkan ekonomi kita, dan memanfaatkan potensi Inggris.”

Baca Juga: Resmi! Dokumen ini harus Disiapkan Non ASN Sebelum 30 September, untuk Pendataan Tenaga Honorer

Liz Truss akan menggantikan Boris Johnson yang terpaksa mengumumkan pengunduran dirinya pada Juli setelah skandal berbulan-bulan yang menyebabkan pemerintahannya hancur ketika para menteri mengundurkan diri dari kabinet.

Boris Johnson akan memberikan pidato di Downing Street, tempat tinggal, sekaligus kantor Perdana Menteri Inggris.

Ia juga akan melakukan kunjungan perjalanan ke Skotlandia untuk bertemu Ratu Elizabeth di kediamannya di Kastil Balmoral, untuk secara resmi mengajukan pengunduran dirinya.

Baca Juga: Kejam! TKW Indonesia Disiksa Majikan Malaysia, Dubes RI Pantau Proses Hukum

Kunjungan Johnson juga akan dilakukan bersama-sama dengan Truss. Di sana Truss akan diminta oleh keluarga kerajaan untuk membentuk pemerintahannya dan barulah ia bisa membentuk kabinet barunya.

Liz Truss akan menjadi perdana menteri perempuan ketiga Inggris setelah Margaret Thatcher dan Theresa May.

Ia adalah seorang perempuan yang sudah bergelut lama di dunia politik. Dia adalah Lord Chancellor perempuan pertama di Inggris, anggota kabinet yang bertanggung jawab atas pengadilan.

Baca Juga: Kabar Gembira! Di September akan Ada Program Menarik untuk PNS, PPPK, dan Non ASN. Tingkatkan Kesejahteraan?

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai menteri pendidikan, menteri lingkungan hidup, sekretaris kehakiman, dan menteri luar negeri Inggris di bawah pemerintahan Boris Johnson.

Selain itu, dia juga memiliki peran yang sangat baik dalam mendukung Ukraina di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung.

Jika dibandingkan dengan Rishi Sunak yang menjadi saingannya, kepopuleran Liz Truss di kalangan anggota parlemen Konservatif sangat rendah.

Baca Juga: Derita Zailis, TKW yang Disiksa Majikan Malaysia, Tak Digaji Sejak Pertama Bekerja

Dilansir dari The Guardian, hasil pemungutan suara antara kedua calon perdana menteri terpaut cukup jauh dengan Rishi Sunak memperoleh 42,6% suara, sedangkan Liz Truss 57,4%.

Namun, sekutu dari Rishi Sunak mengatakan bahwa meskipun ia tidak menjadi perdana menteri, ia akan menunggu sampai sejarah membuktikan Truss salah pada rencananya dalam mengeluarkan Inggris dari krisis.

Rishi Sunak dilaporkan siap untuk kembali mencalonkan diri menjadi Perdana Menteri Inggris di masa depan.

Baca Juga: 10 Selebriti Korea yang akan Menjalani Wajib Militer Tahun Ini, Ada 2 Member Exo

Truss akan mengungkapkan rencananya untuk membantu warga negaranya dalam waktu seminggu setelah menjabat.

Diketahui bahwa rencananya sejauh ini adalah pemotongan pajak, paket bantuan senilai 100 miliar pounds, dan membalikkan kenaikan asuransi nasional.

Selain itu, ia juga telah berjanji untuk meningkatkan perekonomian Inggris dan mengatasi harga energi yang meroket serta pasokan energi jangka panjang, namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: The Guardian Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler