Varian Delta Melanda Inggris, PM Boris Johnson Tunda Pencabutan Lockdown Hingga 4 Pekan

- 15 Juni 2021, 13:11 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan akan menunda pencabutan lockdown hingga 4 pekan akibat varian delta melanda Inggris.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan akan menunda pencabutan lockdown hingga 4 pekan akibat varian delta melanda Inggris. /Instagram @borisjohnsonuk

PR SOLO RAYA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkata bahwa rencana membuka lockdown akibat virus corona harus ditunda empat minggu.

Pencabutan lockdown yang tadinya akan dibuka pada 21 Juni 2021 menjadi 19 Juli 2021 itu disebabkan merebaknya penyebaran varian Delta yang berasal dari India.

Hal ini diumumkannya sebagaimana dikutip dari PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Channel News Asia pada Selasa, 15 Juni 2021.

Baca Juga: Sederet Prestasi Markis Kido hingga Disebut Legenda Ganda Putra Indonesia

Dalam konferensi pers, Boris Johnson menyuarakan keyakinannya bahwa dia tidak perlu menunda lagi rencana untuk mencabut pembatasan sosial setelah penundaan itu.

Hal ini disebabkan nantinya jutaan warga Inggris sudah mendapatkan vaksinasi dalam dosis penuh terhadap virus tersebut.

Dia mengatakan bahwa pada 19 Juli 2021, sebanyak dua pertiga penduduk Inggris akan divaksinasi dengan dosis ganda.

Baca Juga: Dilarikan ke Rumah Sakit karena Infeksi Darah, Bunga Zainal hingga Kini Belum Bisa Makan: Doain Ya

Terkait keputusan untuk menunda pelonggaran, Boris Johnson menyebutkan pemerintah telah mengajukan tanggal yang tepat untuk disuntik vaksin.

Nantinya, setiap orang yang berusia di atas 18 tahun akan ditawari dosis pertama vaksin, dari akhir Juni 2021 hingga 19 Juli 2021.

"Tidak salah lagi dan sudah jelas bahwa (adanya) vaksin telah membuat posisi kami jauh lebih baik daripada gelombang sebelumnya," katanya.

Baca Juga: Prediksi Hungaria vs Portugal di Euro 2020: Cristiano Ronaldo Kejar Rekor

Terkait penundaan itu, bidang bisnis terutama perhotelan dan hiburan menyuarakan kekecewaan menjelang pengumuman resmi tersebut.

Varian Delta yang pertama kali ditemukan di India dan para ilmuwan memperkirakan sekira 40 sampai 80 persen virus tersebut mudah menular dari jenis virus sebelumnya.

Hingga saat ini lebih dari 90 persen warga negeri Ratu Elizabeth II itu terinfeksi varian tersebut.

Baca Juga: Teh Ninih Disebut Tujuh Kali Turun Mesin, Aa Gym Panen Kecaman hingga Kritik dari Komnas Perempuan

Tercatat sejak Senin kemarin, Pemerintah Inggris melaporkan 7.742 kasus baru yang merupakan salah satu jumlah harian tertinggi sejak akhir Februari.

Dilaporkan juga infeksi harian virus tersebut telah meningkat tiga kali lipat selama beberapa minggu terakhir.

Negara-negara benua Eropa termasuk Prancis telah memperketat perbatasan untuk turis dari Inggris sebagai pencegahan penyebaran varian Delta.

Baca Juga: Fahira Idris: Kebosanan dan Kelengahan Jadi Musuh dalam Upaya Pengendalian Pandemi Covid-19

Namun Spanyol justru mengizinkan warga asal negara persemakmuran itu untuk datang tanpa diharuskan tes jika mereka sudah divaksinasi.

Terlepas dari kekhawatiran tentang varian Delta, proses vaksinasi di Inggris telah mendapat pujian sebagai salah satu yang tercepat di dunia dalam menangani Covid-19.

Pada hari Senin, sekira 62 persen penduduk Inggris sudah menerima dosis pertama dan 45 persen mendapat dua dosis.

Baca Juga: Sertifikat UTBK 2021 Dapat Diunduh Sore Ini, Begini Cara Cek Nilai Ujian SBMPTN

Pembagian vaksin yang cepat serta lockdown selama berbulan-bulan membantu menurunkan jumlah kematian virus corona di Inggris dalam beberapa bulan terakhir.

Meskipun begitu, tercatat sudah hampir 128.000 kematian di negara itu dan merupakan yang terbanyak daripada negara lain di Eropa.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah