BERITASOLORAYA.com – Berita wafatnya Ratu Elizabeth hari Kamis sore, 8 September 2022 mengundang ucapan belasungkawa para pemimpin dunia, mulai dari Presiden AS Joe Biden hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.
Joe Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih tanda berkabung.
"Warisannya akan tampak besar di halaman sejarah Inggris, dan dalam kisah dunia kita,” kata Biden.
Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin negara yang hubungannya anjlok dengan Inggris akibat invasinya ke Ukraina, turut menyampaikan belasungkawa.
Putin menyebut kematian Ratu Elizabeth sebagai kehilangan yang tidak bisa diperbaiki.
Selain AS dan Rusia, Wali Kota Paris juga mengungkapkan bela sungkawa dengan mengumumkan lampu Menara Eiffel akan dimatikan sebagai bentuk penghormatan kepada sang Ratu.
PM Liz Truss menyebut kematian Ratu Elizabeth adalah guncangan besar bagi bangsa Inggris dan dunia.
Pasalnya, Ratu Elizabeth adalah penguasa terlama Inggris dan disebut sebagai tokoh bangsa yang kehadirannya menjulang di panggung dunia selama tujuh dekade.
Baca Juga: Mengenal Imunisasi Lebih Dekat, Mulai dari Jenis Hingga Program Kejar
Rekam Jejak Ratu Elizabeth
Ratu Elizabeth II merupakan penguasa tertua dan terlama di dunia yang berkuasa 70 tahun, lebih lama dari nenek buyutnya, Ratu Victoria yang memerintah selama 63 tahun.
Ia lahir pada tanggal 21 April 1926 dan menikah dengan Pangeran Philip tahun 1947. Dari pernikahannya, ia dikaruniai empat buah hati, yakni Charles, Anne, Andrew, dan Edward.
Elizabeth naik tahta setelah kematian ayahnya, Raja George VI pada tanggal 6 Februari 1952. Saat itu, ia baru berusia 25 tahun. Upacara penobatan berlangsung pada bulan Juni tahun berikutnya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Merek Hp Terbaik 2022, Harga Mulai Rp1 Juta - Rp5 Jutaan. Nomor 7 Paket Komplit!
Penobatan Ratu Elizabeth merupakan yang pertama disiarkan di televisi. Hal ini membuka dunia baru yang mendorong media tertarik untuk mendalami dan mengekspos kehidupan para bangsawan.
Dalam pidato di hari penobatannya, Ratu Elizabeth berjanji akan melayani rakyatnya.
“Sepanjang hidup saya dan dengan sepenuh hati saya akan berusaha untuk menjadi layak atas kepercayaan Anda,” katanya.
Sejak naik takhta, Elizabeth menjadi Ketua Persemakmuran sekaligus Ratu dari Alam Persemakmuran yang mencakup Inggris Raya, Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Pakistan, dan Sri Lanka.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Hp Rp2 Jutaan Terbaik & Terbaru 2022, Nomor 4 Spesifikasi Dewa!
Saat itu, Ratu Elizabeth menjadi kepala negara Inggris Raya sekaligus 15 negara lain.
Di tengah menurunnya ekonomi nasional, ia mencoba menyesuaikan institusi monarki kuno dengan tuntutan era modern.
"Dia telah berhasil memodernisasi dan mengembangkan monarki tidak seperti yang lain," tutur cucunya, Pangeran William, yang sekarang menjadi pewaris takhta.
Ratu Elizabeth adalah saksi hidup berbagai peristiwa besar yang menimpa bangsanya dan dunia. Ia menyaksikan perubahan politik besar-besaran dan pergolakan sosial di dalam dan luar negeri.
Baca Juga: MU vs Real Sociedad, Old Trafford Jadi Saksi Takluknya Manchester United di Tengah Suasana Berkabung
Ia juga menjadi saksi kesengsaraan yang menimpa keluarganya sendiri, terutama perceraian Charles dan mendiang istri pertamanya, Diana yang dipertontonkan di depan umum.
Ratu Elizabeth dikenal begitu disegani seluruh rakyatnya. Bahkan dukungan rakyat Inggris terhadap Charles, Raja baru Inggris disebut tidak sebesar dukungan terhadap Ratu Elizabeth.
Hal ini memunculkan spekulasi, kematian Ratu bisa jadi melahirkan dunia baru dengan meningkatnya sentimen publik.***