Juru Bicara pemerintah Rusia, Dimitry Peskov mengatakan walau Rusia memiliki relasi yang kuat dengan Myanmar, bukan berarti mereka diam. Rusia mengaku khawatir terhadap korban sipil yang terus berjatuhan di Myanmar.
Baca Juga: Billy Syahputra dan Amanda Manapo Putus, Keduanya Diduga Sama-sama Dekat dengan Orang Lain
Baca Juga: Tak Perlu Datang ke Salon, Simak 5 Tips Berikut untuk Mencegah Kerutan di Wajah
China yang sempat pasang badan untuk Myanmar, juga perlahan mulai merubah sikapnya. Mereka menyadari penuh jika kepentingannya tidak akan mulus, jika Myanmar tetap berada dalam kondisi yang tidak kondusif.
Sedangkan negara-negara Asia Tenggara, hingga saat ini belum memberlakukan embargo apa pun. Namun telah memiliki statement yang lebih kuat dalam menanggapi kisruh di Myanmar.
Thailand, yang memiliki hubungan baik dengan militer Myanmar, pada Kamis mengatakan negara itu "sangat bermasalah".
Mereka mulai mengeluhkan dampak yang diakibatkan oleh krisis yang sedang terjadi di Myanmar tesebut.
Retorika yang lebih keras datang dari Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Singapura. Menteri Luar Negeri dari negara-negara tersebut sedang dalam proses guna mempengaruhi militer Myanmar.
Pada Kamis, 1 April 2021. Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan dia khawatir dan terkejut atas kekerasan itu, serta menyampaikan harapan China agar terjadi dialog dan perdamaian di Myanmar.***