Turki Tunda KTT Perdamaian Afghanistan Hingga Akhir Ramadhan 2021

- 21 April 2021, 13:27 WIB
Turki akan menunda penyelenggaraan KTT perdamaian Afghanistan hingga berakhirnya bulan Ramadhan 2021.*
Turki akan menunda penyelenggaraan KTT perdamaian Afghanistan hingga berakhirnya bulan Ramadhan 2021.* /pixabay/www_slon_pics

PR SOLORAYA - Turki akan menunda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perdamaian Afghanistan di Istanbul hingga akhir bulan Ramadhan 2021.

"Kami pikir akan bermanfaat untuk menundanya, kami berkonsultasi dengan Qatar, Amerika Serikat (AS) dan PBB, memutuskan untuk mengadakannya setelah perayaan Ramadhan dan Idul Fitri," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu terkait penundaan KTT.

Cavusoglu menambahkan bahwa KTT ini tidak perlu terburu-buru, apalagi setelah keluar keputusan terbaru dari Amerika Serikat tentang penarikan pasukannya dari Afghanistan.

Baca Juga: Cara Mudah Mengatasi Burn Out Ala Raisa Selama Ramadhan 2021 di Masa Pandemi Covid-19

Dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Al Jazeera pada Rabu, 21 April 2021, awalnya KTT perdamaian Afghanistan dijadwalkan akan dilaksanakan dari 24 April hingga 4 Mei mendatang.

Namun pihak Taliban menolak untuk menghadiri pertemuan tersebut sampai semua pasukan asing ditarik keluar dari Afghanistan.

“Konferensi tidak akan berarti tanpa bergabungnya Taliban. Saat ini kami putuskan untuk menunda karena belum ada kejelasan tentang pembentukan delegasi dan partisipasinya,” kata Cavusoglu.

Baca Juga: Polisi Pembunuh George Floyd Divonis Bersalah, Keluarga: Kami Bisa Bernapas Lagi

“Tujuannya bukan untuk memulai pembicaraan alternatif di Doha, tetapi untuk berkontribusi lebih pada proses perdamaian. Turki, Qatar, dan PBB akan menjadi tuan rumah pertemuan bersama di Istanbul." lanjutnya.

Penundaan itu dikonfirmasikan oleh seorang pejabat senior pemerintah Afghanistan, ia mengatakan bahwa pertemuan Istanbul tidak terjadi pada tanggal yang ditentukan karena Taliban menolak untuk hadir.

Juru bicara Taliban, Mohammad Naeem mengatakan dalam pesan teks bahwa kelompok itu tidak memiliki informasi tentang penundaan itu, dan ia tidak dapat mengatakan apa pun tentang tanggal konferensi di masa depan.

Baca Juga: Kecam Kasus Terduga Penistaan Agama Joseph Paul Zhang, Waka DPD RI: Menghancurkan Jiwa Berbangsa

Sedangkan juru bicara pemerintah Afghanistan menolak berkomentar tentang masalah tersebut.

Pemerintah Amerika Serikat dan Taliban tahun lalu telah sepakat bahwa semua pasukan asing akan ditarik dari Afghanistan paling lambat 1 Mei 2021.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price tidak mengkonfirmasi penundaan itu tetapi mengatakan upaya diplomatik yang lebih luas akan terus berlanjut.

Baca Juga: Pelanggaran Kebebasan Beragama Meningkat, China dan Myanmar Jadi Sorotan

“Kami selalu jelas, Istanbul bukanlah pengganti Doha,” katanya.

Para negosiator Taliban dan pemerintah Afghanistan memulai pembicaraan damai tahun lalu di ibu kota Qatar, Doha, tetapi efeknya dinilai lambat dan kekerasan terus meningkat di Afghanistan.

Amerika Serikat berusaha untuk mempercepat proses tersebut, termasuk mendorong KTT di Turki yang akan dihadiri oleh lebih dari 20 negara dan organisasi-organisasi internasional.

Baca Juga: Baim Wong Jodohkan Kiano dengan Zunaira, Putri Syahnaz, Rafathar Tolak Tegas: Enggak Bisa

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan sebelumnya pada hari Selasa bahwa dia tidak dapat memastikan apakah konferensi telah ditunda.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersama dengan penyelenggara lainnya, Qatar, Turki, kami terus terlibat dengan perwakilan Republik Islam Afghanistan dan Taliban tentang cara-cara untuk memperkuat dan menambah dorongan pada negosiasi intra-Afghanistan," ungkap Dujarric.

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, berada di Doha minggu lalu untuk berdiskusi dengan pihak-pihak Afghanistan.

Baca Juga: Masih Alami Masalah, Kehadiran Pangeran Harry di Ulang Tahun Ke-95 Ratu Elizabeth II Mungkin Tak Diharapkan

"Cara terbaik dalam membuat kemajuan adalah dengan bernegosiasi yang dapat mendukung mereka serta menuju penyelesaian politik yang adil," kata Dujarric.

“Fokus kami akan terus berlanjut pada kemajuan dalam negosiasi intra-Afghanistan, yang merupakan bagian penting dari jalan ke depan.” lanjutnya.

Kelompok Taliban telah memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, kemudian mereka disingkirkan oleh pasukan pimpinan Amerika Serikat.

Baca Juga: Dukung Perempuan demi Pembangunan Bangsa, Menristek: Mengundang Perempuan untuk Menciptakan Warisan Masa Depan

Sejak itu, mereka telah melancarkan pemberontakan bersenjata jangka panjang dan masih menguasai sebagian besar wilayah.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah