Dampak Pelonggaran Lockdown, Brasil Catatkan 3.001 Kematian Baru dalam Sehari Akibat Covid-19

- 30 April 2021, 08:17 WIB
Ilustrasi. Tenaga medis yang mengenakan APD.
Ilustrasi. Tenaga medis yang mengenakan APD. /Mario Hagen from Pixabay

PR SOLORAYA - Brasil mencatatkan 3.001 kematian baru akibat Covid-19 pada Kamis, 29 April 2021, total keseluruhan sejak pandemi mulai menjadi 401.186 kematian.

Dilansir dari Reuters pada Jumat, 30 April 2021, lonjakan infeksi virus Covid-19 pada tahun ini telah mengakibatkan beberapa rumah sakit di seluruh negeri, berada pada ambang kapasitas mereka dan menyebabkan 100.000 kematian hanya dalam waktu sebulan.

Sebelumnya, angka kematian akibat Covid-19 di Brasil sedikit turun pada awal April, karenanya banyak masyarakat mendorong pemerintah daerah untuk melonggarkan lockdown.

Baca Juga: Siap Cegah Masyarakat yang Nekat Mudik, Polda Riau Mendirikan 4 Pos Penyekatan di Perbatasan

Para ahli penyakit menular sudah memperingatkan bahwa pelonggaran ini akan membuat angka kematian meningkat, karena menurutnya, vaksin saja tidak cukup diandalkan untuk dapat menahan virus.

Dua orang ahli penyakit menular Brasil mengatakan mereka memperkirakan kematian terus berlanjut hingga rata-rata di atas 2.000 per hari.

"Brasil akan mengulangi kesalahan yang sama seperti tahun lalu," kata ahli epidemiologi Pedro Hallal, yang memimpin studi nasional tentang Covid-19.

Baca Juga: Segera Klaim dan Tukar Hadiahnya, Kode Redeem FF 30 April 2021 Valid dari Garena, Ada 28 Kode Baru Menanti

“Apa yang akan dilakukan Brasil sekarang? Kembali ke pelonggaran pembatasan dan itu akan menstabilkan kita pada 2.000 kematian per hari, seolah-olah 2.000 kematian akibat satu penyakit dalam satu hari adalah hal yang normal,” katanya.

Sedangkan India baru-baru ini melampaui Brasil dalam rata-rata kematian harian, meskipun Brasil memiliki jumlah kumulatif yang lebih tinggi, meskipun memiliki populasi seperenam ukuran India.

Lonjakan infeksi didorong oleh varian virus corona P.1 yang ditemukan di Brasil diyakini 2,5 kali lebih menular dari versi aslinya.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia 30 April 2021, Ada Tambahan 386.829 Kasus Positif di India dalam Kurun Waktu 24 Jam

Vaksinasi dengan hanya sekitar 13 persen orang yang menerima satu suntikan hingga saat ini, belum cukup untuk menahan penyebaran tanpa batasan sosial, kata Diego Xavier, seorang peneliti di lembaga kesehatan pemerintah Fiocruz.

Dia juga memperkirakan lebih dari 2.000 kematian per hari akan menjadi normal tanpa upaya percepatan dalam vaksinasi, seperti yang terlihat di negara-negara seperti Amerika Serikat.

Para ahli menyalahkan jumlah korban tewas pada kegagalan pemerintah, dari Presiden Jair Bolsonaro hingga banyak gubernur dan walikota, untuk melancarkan tanggapan yang cukup kuat terhadap pandemi.

Baca Juga: Dukung Aturan Pemerintah soal Larangan Mudik Lebaran 2021, Pemkot Bogor Ambil 3 Tindakan Tegas

“Kami telah mencapai angka 400.000 kematian ini terutama karena ketidakmampuan manajerial pemerintah ini, yang dipimpin oleh presiden,” kata Jamal Suleiman, seorang dokter di Institut Infeksi Emilio Ribas.

Bolsonaro telah meremehkan tingkat keparahan virus sejak awal muncul, menentang tindakan lockdown yang ketat, meremehkan penggunaan masker dan baru-baru ini gagal mendukung vaksinasi.

Kementerian Kesehatan Brasil selama akhir pekan ini mengatakan bahwa sekitar 30 persen lebih sedikit vaksin yang diterima dari yang diharapkan pada Januari hingga April.

Baca Juga: Prakiraan Hujan Indonesia 30-31 April 2021: Jateng dan DI Yogyakarta Berpotensi Hujan Sedang

Banyak kota telah kehabisan vaksin dan tidak dapat memberikan suntikan kedua seperti yang direncanakan, sementara yang lain melihat antrian panjang karena banyak orang khawatir persediaan tidak mencukupi.

Bolsonaro menegaskan negara itu harus kembali fokus menjalankan roda ekonomi seperti biasa, dengan alasan bahwa kesulitan ekonomi bagi warga Brasil sama buruknya dengan pandemi itu sendiri.

Dalam sepekan ini, Senat akan meluncurkan komite khusus yang menyelidiki kemungkinan kesalahan dalam respons pandemi pemerintah.

Mereka berjanji untuk memanggil pejabat tinggi dan mantan pejabat tinggi di pemerintahan Bolsonaro untuk bersaksi.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah