“Kita tidak boleh mengatakan hal-hal yang akan menyampaikan makna bahwa kita mengulangi apa yang mereka katakan, baik pada Pasukan Quds atau mengenai Soleimani,” kata pemimpin tertinggi itu.
Dia juga menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Iran tidak dibuat oleh kementerian luar negeri, melainkan hanya dapat ditegakkan olehnya.
Baca Juga: Patuhi Aturan Pemerintah, Arya Saloka Tak Akan Mudik Lebaran 2021: Gak Bisa Kumpul Keluarga
Lebih lanjut, pernyataan Khamenei tentunya akan semakin menguatkan kelompok garis keras yang selama ini sudah sering mengecam kebijakan menteri luar negeri dan menyerukan pengunduran dirinya.
Meskipun tampaknya Zarif tidak mungkin untuk mengundurkan diri, terutama karena masa jabatannya berakhir dalam beberapa bulan kedepan dan sedang melakukan proses pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan nuklir yang berlangsung di Wina saat ini.
Zarif telah berulang kali mengatakan bahwa dia tidak memiliki ambisi untuk menjadi kandidat dalam pemilihan presiden bulan Juni mendatang.
Baca Juga: Patuhi Aturan Pemerintah, Arya Saloka Tak Akan Mudik Lebaran 2021: Gak Bisa Kumpul Keluarga
Ia juga tidak tertarik untuk melanjutkan karirnya di Kementerian Luar Negeri Iran, ia berencana akan menjadi dosen di universitas.
Sebelumnya pada Minggu kemarin, Zarif meminta maaf kepada keluarga Soleimani atas rasa sakit yang mungkin dia timbulkan kepada mereka.
Justru menurutnya, komentarnya tidak dimaksudkan sebagai kritik pribadi terhadap Soleimani, tetapi sebagai pujian karena berjuang untuk membangun perdamaian di Afghanistan dan Irak dan memerangi kelompok bersenjata ISIS.