PR SOLORAYA - Perairan Laut Cina Selatan terus memunculkan permasalahan geopolitik. Di satu sisi, Kepulauan Spratly terus menjadi sorotan, karena Filipina telah mendeteksi kapal-kapal China yang masuk ke dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) miliknya.
Di sisi lain, penjaga pantai Manila belakangan ini terlibat dalam latihan angkatan laut di perairan yang disengketakan.
Presiden Duterte dengan jelas menyatakan bahwa dia tidak akan merusak kedaulatan negaranya dengan menarik kapalnya saat berpatroli di perairan nasional.
Saat ketegangan memuncak, Vietnam mulai serius. Belakangan ini, Hanoi telah membangun milisi maritimnya sendiri, yang berpatroli di daerah sekitar Hainan, Kepulauan Spratly, dan Kepulauan Paracel.
Baca Juga: Tanggapi Orang Indonesia yang Dukung Israel, Fadli Zon: Patut Diragukan Berpaham Pancasila
Sedangkan China percaya bahwa upaya Vietnam dapat menjadi operasi rahasia untuk memata-matai infrastruktur dan kapal militer China.
Terletak ribuan kilometer jauhnya, Rusia mungkin terlihat seperti orang luar yang sepenuhnya juga terlibat dalam perselisihan ini.
Dikutip dari Modern Diplomacy pada Senin, 17 Mei 2021, bagaimana Rusia berupaya mengambil peran dalam perselisihan di Laut China Selatan.