Suzy Eshkuntana, tertutup debu dan terlalu lemah untuk mengangkat kepalanya, seraya menangis saat dibawa ke ambulans.
Dokter rumah sakit Shifa, Gaza mengatakan gadis itu mengalami memar tetapi tidak terdapat luka yang parah.
Riyad Eshkuntana, ayah gadis itu, mengatakan dia yakin keluarganya aman karena ada dokter yang tinggal di gedung yang sama, dan dia telah menempatkan anak-anak di tempat yang mereka yakini sebagai ruang aman.
"Tiba-tiba, sebuah roket aneh, seperti api yang terbakar, menghancurkan dua dinding," katanya.
Serangan udara Israel diluncurkan pada Minggu kemarin menewaskan 42 orang termasuk 10 anak-anak dan meningkatkan jumlah korban tewas di Gaza dalam satu pekan pemboman menjadi 192 orang.
Baca Juga: Denny Darko Ramalkan Bencana Selanjutnya di Tahun 2021: Hati-hati Kalau Sedang Main di Pantai
Israel mengatakan pihaknya menyerang balik gerakan militan Islam Hamas bersama dengan kelompok jihad dan militan lainnya yang telah dulu menembakkan 2.800 roket ke kota-kota Israel.
Menurut keterangan pihak Israel, dari 2.800 yang ditembakkan dari Gaza telah menewaskan 10 orang di Israel, termasuk dua anak.
Terkait banyaknya jumlah korban, Israel menuduh Hamas beserta kelompok militan lainnya kerap bersembunyi di balik warga sipil.