Australia telah bergabung dengan mereka dalam mengungkapkan keprihatinan atas kehadiran China yang semakin meningkat di Laut China Selatan.
Terutama melalui pembangunan pulau-pulau buatan yang dibangun di atas terumbu karang di kelompok pulau Spratly yang sangat disengketakan.
Akibatnya, Taiwan, Filipina, Brunei, Malaysia serta Vietnam memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China.
Baca Juga: SPMB Jalur Mandiri UNS 2021 untuk Sarjana, Catat Persyaratan, Jadwal dan Biaya Pendaftaran
China pada bagiannya menyebut kehadiran angkatan laut AS di Asia Tenggara sebagai ancaman terbesar bagi keamanan regional.
Terutama desakan AS untuk berlayar dekat dengan wilayah yang dikuasai China dalam apa yang disebut operasi kebebasan navigasi.
Dalam upaya untuk meredakan kekhawatiran, Beijing berencana menjamu menteri luar negeri dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara pada pekan ini.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada mereka bahwa pemerintahnya tetap berkomitmen untuk mencegah konflik dengan menandatangani kode etik yang telah lama terhenti tentang kegiatan di Laut China Selatan.***