Pemerintah Otoritas Palestine Tolak Sumbangan Vaksin dari Israel, Ternyata Ini Penyebabnya

- 19 Juni 2021, 11:32 WIB
Ilustrasi. Pemerintah Otoritas Palestine Tolak Sumbangan Vaksin dari Israel, Ternyata Ini Penyebabnya.
Ilustrasi. Pemerintah Otoritas Palestine Tolak Sumbangan Vaksin dari Israel, Ternyata Ini Penyebabnya. /Pixabay/Angelo Esslinger

PR SOLORAYA - Otoritas Nasional Palestina atau PA telah membatalkan rencana untuk menerima satu juta dosis vaksin Covid-19 yang akan segera kedaluwarsa dari Israel.

Sebagaimana diketahui, Tepi Barat yang dianeksasi telah ditetapkan dapat menerima dosis Pfizer dari pemerintah Israel.

Namun, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Middle East Monitor pada Sabtu, 19 Juni 2021, PA berencana menerima bantuan dosis vaksin Pfizer Israel yang akan kadaluwarsa pada Jumat kemarin.

Baca Juga: Taylor Swift Akan Merilis Album Red yang Terrdiri Atas 30 Lagu, Catat Tanggal Rilisnya!

Juru bicara PA Ibrahim Melhem mengumumkan pembatalan pada konferensi pers bersama dengan Menteri Kesehatan Mai Alkaila hanya beberapa jam setelah kesepakatan itu dilaporkan.

Mereka mengatakan bahwa dosis awal yang dikirim dari Israel tidak memenuhi spesifikasi yang disepakati.

"Setelah tim teknis Kementerian Kesehatan memeriksa batch pertama vaksin Pfizer yang diterima malam ini dari Israel, diperkirakan mencapai 90.000 dosis, ditemukan bahwa vaksin tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang terdapat dalam perjanjian,"ujar Melhem.

Baca Juga: Prediksi Jerman vs Portugal di Euro 2020: Misi Ronaldo, 5 Fakta Menarik, Prakiraan Pemain

"Dan karenanya Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh menginstruksikan Menteri Kesehatan untuk membatalkan perjanjian itu," tambahnya.

Menurut Melhem, Shtayyeh memerintahkan pembatalan dan pengembalian vaksin yang sudah dikirim ke Israel, karena Palestina tidak akan menerima dosis "yang akan segera kedaluwarsa".

Dalam mengumumkan perjanjian sebelumnya pada Jumat, 18 Juni kemarin, Israel mengungkapkan bahwa dosis vaksin akan "segera kedaluwarsa" tetapi tidak secara terbuka mengenai tanggalnya.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Ogah Ngecek Meski Sudah Telat Haid, Trauma dengan Kejadian yang Lalu?

Setelah menerima pengiriman pertama, orang-orang Palestina mengatakan dosis itu akan berakhir lebih cepat dari yang mereka harapkan.

Permintaan Global yang Besar

Sebelumnya pada Jumat kemarin, menteri kesehatan PA Alkaila mengatakan bahwa semua aspek teknis yang terkait dengan vaksinasi telah diaudit oleh komite teknis khusus dalam kementerian yang menguji keamanan vaksin.

Pada saat itu, kementerian mengatakan bahwa mereka telah menerima tawaran Pfizer, mengingat permintaan global yang besar untuk vaksin oleh negara-negara di dunia dan dengan harapan bahwa tingkat vaksinasi 70 persen dapat dicapai dalam populasinya sesegera mungkin.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini 19 Juni 2021: Dari Kemenangan Ottoman hingga Peluncuran Satelit Bank Pertama Dunia

"Disetujui untuk mendapatkan sekitar satu juta dosis Pfizer dari pihak Israel, asalkan Pfizer akan mengembalikan jumlah yang sama ke pihak Israel dari bagian Palestina pada akhir tahun ini," kata Alkaila hanya beberapa jam sebelum pembatalan diumumkan.

Alkaila telah menekankan bahwa pertukaran tersebut bukan kesepakatan dengan Israel, tetapi dengan perusahaan Pfizer.

Namun di sisi lain, sebelum dibatalkan, para pemimpin Palestina mendapat kecaman di media sosial setelah pengumuman akan menerima bantuan vaksin dari Israel.

Baca Juga: Sinopsis True Beauty Episode 1 di NET TV: Im Joo Kyung Bertemu Lee Soo Ho untuk Pertama Kalinya

Mereka mendapatkan tuduhan bahwa mereka menerima vaksin di bawah standar dan menyarankan agar lebih selektif dalam memilih bantuan.

Kantor Perdana Menteri Naftali Bennett juga telah mengkonfirmasi pertukaran itu dalam pernyataan bersama dengan kementerian pertahanan dan kesehatan pada Jumat kemarin.

Israel, yang telah dibuka kembali sepenuhnya setelah memvaksinasi sekitar 85 persen dari populasi orang dewasanya, telah menghadapi kritik karena tidak membagikan vaksinnya dengan 4,5 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang dianeksasi.

Baca Juga: Ibu Hamil Terkena Virus Corona di RSKIA Kota Bandung Hampir 60 Persen, Menko PMK: Covid-19 Tak Pandang Bulu

Di bawah hukum internasional, kekuatan pendudukan, yang mana pihak Israel bertanggung jawab atas perawatan kesehatan penduduk yang berada di bawah kendali.

PA juga mendapat kecaman pada bulan Maret lalu karena mengizinkan tokoh politik dan keamanan mendapatkan beberapa dosis pertama yang diterimanya.

Kementerian kesehatan Tepi Barat mengatakan sekitar 500.000 warga Palestina kini telah divaksinasi, lebih dari 90 pusat di Tepi Barat dan Gaza yang dianeksasi. Saat ini, sekitar 80.000 orang divaksinasi per hari.

Hingga saat ini, lebih dari 300.000 infeksi telah dicatat di Tepi Barat dan Gaza yang dianeksasi, termasuk 3.545 kematian.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah